KTT Seoul Bahas Blueprint Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab di Ranah Militer
JAKARTA - Korea Selatan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), pada Senin, 9 September untuk menetapkan blueprint tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang bertanggung jawab di ranah militer.
Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua setelah sebelumnya sudah dilaksanakan di Amsterdam tahun lalu. Di pertemuan kedua ini, ada lebih dari 90 negara termasuk Amerika Serikat dan China sudah mengirimkan perwakilan ke Seoul.
Dalam pidatonya, Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun mengatakan bahwa pertemuan ini merujuk pada upaya Ukraina yang melawan Rusia dengan meluncurkan pesawat tanpa awak.
Dengan bantuan teknologi AI, ini diharapkan bisa mengatasi gangguan sinyal serta memungkinkan kendaraan udara tak berawak (UAV) untuk bekerja dalam kelompok yang lebih besar.
“Baru-baru ini, dalam perang Rusia-Ukraina, pesawat tak berawak Ukraina yang dilengkapi AI berfungsi sebagai ketapel David," kata Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun dalam pidatonya, mengutip Reuters.
Baca juga:
- Laboratorium Wuhan Diduga Lepaskan Virus Polio Mematikan pada 2014, Studi Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan
- Kominfo Pastikan Jaringan Internet di Media Center PON XXI Aceh-Sumut 2024 Lancar
- Astronot NASA Terjebak di Luar Angkasa Akibat Masalah Pesawat Boeing, Hadapi Paparan Radiasi Tinggi
- El Salvador Merayakan 3 Tahun Adopsi Bitcoin dengan Keuntungan Rp478,2 Miliar
Selain itu, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengatakan diskusi ini akan mencakup bidang-bidang seperti tinjauan hukum untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum internasional dan mekanisme untuk mencegah senjata otonom membuat keputusan hidup dan mati tanpa pengawasan manusia.
KTT Seoul ini diharapkan bisa menetapkan pembatasan untuk penggunaan AI di militer dan menyarankan prinsip-prinsip tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab dengan mencerminkan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh NATO.