Bom Bunuh Diri Supermarket Kiryat HaYovel di Yerusalem dalam Sejarah Hari Ini, 29 Maret 2002

JAKARTA - Pada 29 Maret 2002, seorang wanita meledakkan bom bunuh diri di supermarket di sekitar wilayah Kiryat HaYovel, Yerusalem. Dua tewas dan 24 orang lainnya luka-luka.

Brigade Syuhada Al-Aqsa mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu. Kelompok itu merupakan pasukan militan yang terafiliasi dengan Fatah Yasser Arafat.

Ledakan itu mengincar banyak nyawa. Pada hari tersebut, supermarket di Kiryat HaYovel itu dipenuhi pembeli.

Seperti biasa, jelang akhir pekan, banyak warga Israel berbelanja untuk kebutuhan akhir pekan. Dilansir VOA, bom bunuh diri waktu itu adalah yang kedua di Israel sejak liburan Paskah dimulai.

Sebelumnya, seorang pelaku bom bunuh diri juga meledakkan diri. Serangan itu menewaskan 21 orang di sebuah resor tepi laut di Netanya.

Pengeboman dilakukan ketika orang-orang merayakan makan malam ritual pertama liburan Paskah. Kelompok Hamas kemudian mengumumkan kelompok-kelompok militan Palestina tengah menyatukan serangan terhadap Israel.

Jika Brigade Syuhada Al-Aqsa mengklaim serangan di supermarket Kiryat HaYovel, Hamas mengaku ledakan di Netanya sebagai aksi mereka. Sementara, radio Palestina melaporkan faksi Fatah Arafat kala itu memang menyerukan kepada seluruh pejuang Palestina untuk melakukan 'perjuangan' mereka terhadap Israel.

Bentrokan polisi Israel dan warga Palestina

Pada periode itu, bentrokan warga Palestina dan polisi Israel masif. Di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, bentrokan melibatkan warga Palestina bersenjata batu.

Di lokasi lainnya di Yerusalem, polisi Israel menyerbu situs suci Muslim di puncak bukit, Haram al-Sharif. Serangan itu dilakukan setelah para pemuda Palestina melemparkan batu ke arah jemaah Yahudi di Tembok Barat.

Polisi Israel menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan pemuda yang marah. Bentrokan di situs suci yang disengketakan itu terjadi 18 bulan setelah kunjungan kontroversial Ariel Sharon.

Sharon adalah pemimpin oposisi politik. Sepak terjangnya memicu gelombang kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 1.300 orang sejak saat itu.

Kebanyakan dari korban Sharon adalah warga Palestina. Kekerasan di Yerusalem juga terjadi hanya beberapa jam setelah tank Israel meluncur ke Kota Ramallah di Tepi Barat.

Tank-tank itu mengarahkan tembakan ke kompleks sekitar kantor pemimpin Palestina, Yasser Arafat. Pertempuran hebat dilaporkan di sana.

Perdana Menteri Sharon memerintahkan tindakan militer. Ia menyebut aksi militer itu sebagai upaya mengisolasi Arafat yang telah ia nyatakan sebagai musuh.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya