Dubes Slovenia Sebut Kesabaran DK PBB Soal Gencatan Senjata Gaza Hampir Habis
JAKARTA - Duta Besar Slovenia untuk PBB, yang bulan ini menjadi presiden Dewan Keamanan, mengatakan, kesabaran anggota dewan itu hampir habis dan kemungkinan akan mempertimbangkan mengambil tindakan, jika gencatan senjata tidak dapat segera ditengahi antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza.
"Ada kecemasan yang meningkat di dewan, bahwa mereka harus bergerak ke satu arah atau yang lain, apakah ada gencatan senjata atau dewan kemudian merenungkan apa lagi yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan gencatan senjata," kata Duta Besar Slovenia untuk PBB Samuel Zbogar, melansir Reuters 4 September.
"Saya cukup yakin pada Bulan September itu harus berjalan ke satu arah atau yang lain, bukan karena kita menginginkannya, tetapi karena saya pikir kesabarannya sudah habis," katanya kepada wartawan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Selasa mempertanyakan bagaimana pihak-pihak yang bertikai di Gaza dapat menyetujui jeda pertempuran untuk mengizinkan vaksinasi polio bagi sekitar 640.000 anak Palestina, tetapi tidak gencatan senjata.
"Jika pihak-pihak dapat bertindak untuk melindungi anak-anak dari virus yang mematikan, tentunya mereka dapat dan harus bertindak untuk melindungi anak-anak dan semua orang yang tidak bersalah dari kengerian perang," kata juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric.
Diketahui, Dewan Keamanan pada Bulan Juni mengadopsi Resolusi 2735, yang mendukung rencana tiga tahap, yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden, untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Namun, sejauh ini upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir dan Qatar belum menghasilkan kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Ketika ditanya tindakan apa yang dapat diambil dewan jika resolusi Bulan Juni tidak segera dilaksanakan, Zbogar berkata: "Ada banyak alat yang dapat digunakan dewan."
"Namun untuk memulainya, saya kira salah satu yang harus dilakukan adalah menetapkan, kita harus beralih dari (resolusi) 2735 karena selama tiga bulan terakhir dewan menunggu penerapan resolusi tersebut," katanya.
Rusia dan Amerika Serikat minggu lalu berselisih pendapat di akhir pertemuan Dewan Keamanan mengenai Gaza terkait upaya untuk mengakhiri perang.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy meminta Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood untuk menjelaskan modifikasi apa pun yang diusulkan Washington, terhadap rencana gencatan senjata yang akan mengakomodasi sekutunya, Israel.
Baca juga:
- Presiden Jokowi: Indonesia Sangat Mengapresiasi Sikap Vatikan yang Terus Menyuarakan Perdamaian di Palestina
- Presiden Jokowi dan Defile Pasukan Sambut Kunjungan Kenegaraan Paus Fransiskus di Istana Kepresidenan
- Gedung Putih Minta Otoritas Federal Tingkatkan Upaya Keamanan Perutean Internet
- Serangan Rudal Balistik Rusia Tewaskan 50 Orang, Presiden Zelensky: Pasti akan Dimintai Pertanggungjawaban
"Kami telah berulang kali menuntut agar kami menerima informasi ini, karena resolusi 2735 memiliki parameter konkret di dalamnya dan kami tidak dapat melangkahi parameter tersebut," kata Polyanskiy.
Rusia sendiri abstain dari pemungutan suara untuk mengadopsi resolusi tersebut.
"Isu di sini adalah penerapannya. Kerangkanya ada di sana," kata Wood menanggapi.
"Rekomendasi saya kepada Anda dan pemerintah Anda adalah: Jika Anda akan memberikan kontribusi positif, berikanlah, jika tidak, maka Anda harus diam," tambahnya.