Korea Selatan Bantah Layanan UGD Kolaps karena Kekurangan Staf, Dokter Militer Dikerahkan
JAKARTA - Kementerian kesehatan Korea Selatan mengatakan pada Hari Senin, mereka mengerahkan dokter militer untuk membantu di beberapa ruang gawat darurat rumah sakit karena kekurangan staf medis, tetapi membantah peringatan dari beberapa dokter bahwa sistem tersebut berada di ambang kolaps.
Mogok kerja dokter muda telah meningkatkan tekanan pada sistem medis negara itu. Tetapi, Wakil Menteri Kesehatan Park Min-soo mengatakan, sementara beberapa rumah sakit telah memperpendek jam operasi ruang gawat darurat (UGD) dan bekerja dengan lebih sedikit dokter, laporan beberapa rumah sakit besar telah menghentikan operasi UGD adalah salah.
"Kapasitas medis darurat secara keseluruhan sedemikian rupa sehingga ada beberapa kesulitan, tetapi itu bukanlah situasi di mana kita harus khawatir tentang keruntuhan seperti yang diperingatkan beberapa orang," kata Park dalam sebuah pengarahan, melansir Reuters 2 September.
Pemerintah berencana untuk awalnya mengirim 15 dokter militer ke ruang gawat darurat yang sangat terdampak, menugaskan 235 dokter militer dan dokter komunitas yang akan dirotasi ke rumah sakit yang bermasalah mulai 9 September, katanya.
Sebelumnya asosiasi nasional profesor sekolah kedokteran mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin, banyak ruang gawat darurat tidak menyediakan layanan normal dan keruntuhan sistem perawatan kesehatan telah dimulai.
Baca juga:
- Menlu Retno: Indonesia Menyerukan Solidaritas Global South untuk Menjadi Penggerak Perubahan
- Junta Militer Myanmar Gelar Sensus Bulan Depan untuk Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2025
- Pasien Cacar Monyet di Rumah Sakit Republik Demokratik Kongo Kekurangan Obat dan Makanan
- Tidak Ada Luka Luar, Ahli akan Cari Tahu Penyebab Kematian Paus 'Hvaldimir'yang Diduga Mata-mata Rusia
Diketahui, ribuan dokter magang, termasuk dokter magang dan dokter residen, mogok kerja pada bulan Februari untuk memprotes rencana untuk menambah jumlah mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 per tahun, untuk memenuhi apa yang diproyeksikan oleh pihak berwenang akan menjadi kekurangan dokter yang parah.
Rumah sakit yang mengandalkan dokter magang di berbagai disiplin ilmu kedokteran harus menolak pasien di ruang gawat darurat, dengan alasan kekurangan staf, sementara dokter yang ada mengalami beban kerja yang lebih berat, kata pemerintah.
Selain itu, ada kekhawatiran khusus tentang dampak liburan musim gugur tiga hari yang dimulai pada tanggal 16 September, yang dapat memberikan lebih banyak tekanan pada operasi UGD. Pemerintah mengatakan sedang menyiapkan 4.000 klinik lokal dan rumah sakit yang lebih kecil yang akan dibuka secara bergantian selama liburan.