Ratusan Pendaki Terjebak di Dataran Tinggi Nepal Ketika Pemerintah Berlakukan Lockdown

JAKARTA - Sekitar lima ratus orang pendaki dari berbagai negara terlantar, setidaknya di empat rute treking dataran tinggi di Nepal. Ratusan orang tersebut tidak dapat kembali karena Pemerintah Nepal tengah melakukan kebijakan lockdown nasional guna menekan angka penyebaran COVID-19. 

Lockdown tersebut dimulai sejak Selasa 24 Maret dan akan berlangsung selama sepekan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Pariwisata Nepal Shradha Shrestha.

"Kami bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah untuk menyelamatkan para pendaki dan membawa mereka ke Kathmandu, sehingga kami dapat berkoordinasi dengan kedutaan untuk menerbangkan mereka kembali ke negara asalnya," kata Shrestha dikutip dari CNN, Jumat 27 Maret. 

"Beberapa kedutaan besar, seperti Jerman dan Prancis sudah berencana untuk mengirim penerbangan charter ke beberapa daerah untuk menyelamatkan para pendaki," tambah Shrestha.

Perkampungan Kuri di dataran tinggi Nepal (Anup Shrestha/Unsplash)

Dinas terkait juga telah meluncurkan sebuah situs untuk memudahkan para pendaki yang terlantar menghubungi pihak berwenang, sehingga proses penolongan dan penjemputan dapat lebih cepat, kata Shrestha.

Kedutaan Besar Inggris untuk Nepal di Kathmandu juga telah meminta warganya yang ingin kembali ke Inggris untuk mengirimkan rincian keberadaan mereka kepada staf agar mudah diketahui keberadaannya. 

"Kami bekerja sama secara erat dengan operator dan pihak berwenang untuk mencoba menemukan solusi, dan akan menghubungi Anda ASAP (as soon as possible/secepatnya)," kata pihak Kedutaan Inggris, melalui akun Twitter resminya.

Pemerintah Nepal mengumumkan bahwa awal Maret merupakan musim pendakian gunung. Guna menekan penyebaran COVID-19, pendakian Gunung Himalaya dan Gunung Everet akan ditutup. 

Izin pendakian Gunung Everest ditutup hingga akhir April, kata Menteri Pariwisata Nepal Kedar Bahadur Adhikari. Keputusan itu muncul pada awal musim pendakian yang diawasi ketat tahun ini, yang berlangsung di tengah kekhawatiran tentang kepadatan di puncak tertinggi di dunia. 

Ketinggian yang ekstrem di gunung mengakibatkan sistem pernapasan sedikit terganggu, sehingga wabah virus corona, yang sering menyebabkan masalah pernapasan, bisa menjadi mimpi buruk bagi orang-orang yang berada di kamp Gunung Everest.

Nepal sendiri memiliki tiga kasus COVID-19 yang dikonfirmasi sejauh ini, menurut data Kementerian Kesehatan Nepal. Negara tetangga Nepal, India, juga tengah melakukan lockdown. Truk-truk terdampar di perbatasan negara dan angkutan umum tidak dioperasikan. Polisi secara ketat memberlakukan lockdown dan PM India Narendra Modi memastikan layanan publik yang penting akan tetap beroperasi.

Untuk meringankan penderitaan ekonomi selama lockdown, pemerintah India mengumumkan akan menyediakan dana sebesar 22,6 miliar dolar AS yang akan ditransfer tunai langsung kepada yang membutuhkan dan sebagai kebutuhan ketahanan pangan.