Serangan Lumba-lumba di Pantai Jepang Tengah Meningkat, 18 Orang Terluka Musim Panas Ini
JAKARTA - Serangan lumba-lumba liar di pantai-pantai prefektur Jepang bagian tengah mengalami peningkatan sejak tahun 2022, dengan para ahli menyatakan satu-satunya lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik mungkin menjadi penyebabnya, memperkirakan perilaku agresif tersebut dapat meningkat.
Delapan belas orang terluka musim panas ini di pantai-pantai Prefektur Fukui hingga Selasa, termasuk seorang siswa sekolah dasar yang jarinya membutuhkan 20 hingga 30 jahitan dan butuh waktu sebulan untuk sembuh, menurut Kantor Penjaga Pantai Tsuruga, melansir Kyodo News 25 Agustus.
Jumlah insiden tahun ini telah meningkat pesat dibandingkan dengan dua tahun terakhir, dengan setidaknya satu orang terluka pada tahun 2022 dan lima orang pada tahun 2023, menurut penjaga pantai.
Pekan lalu, seorang pria berusia 50-an tahun menderita luka gigitan di kedua tangannya dari seekor lumba-lumba saat berenang di lepas pantai Pulau Mizushima, Tsuruga, menandai hari kedua berturut-turut sebuah insiden terjadi di pantai itu.
Pada tanggal 13 Agustus, seorang pria berusia 40-an tahun menderita luka ringan setelah digigit ibu jari kanan dan kaki kirinya di Pantai Shiraki, juga di Tsuruga.
Profesor Cetologi di Mie University, Tadamichi Morisaka mengatakan, ciri sirip punggung lumba-lumba yang terlihat di pantai yang sama beberapa hari sebelum kejadian, cocok dengan sirip punggung lumba-lumba sepanjang 2,5 meter yang terlihat di lepas pantai Prefektur Fukui hingga tahun lalu.
"Lumba-lumba itu mungkin datang ke pantai untuk mencari interaksi dengan manusia," kata Profesor Morisaka.
Sementara lumba-lumba di akuarium sering terlihat menjalin ikatan dengan manusia, interaksi yang sering dengan manusia dapat menyebabkan mereka mencoba menunjukkan dominasi melalui perilaku seperti menggigit dan menabrak, kata Profesor Morisaki, seraya menambahkan dalam situasi seperti itu orang harus "segera menjauh dari lumba-lumba."
Baca juga:
- Menhan Israel Gallant: Misi Kami di Utara Jelas, Mengembalikan Masyarakat ke Rumahnya
- Berduka Atas Wafatnya Raja Maori Tuheitia, Raja Charles: Pohon Totora yang Besar Telah Tumbang
- Penembakan ke Kendaraan WFP di Gaza karena Kesalahan Komunikasi, AS Desak Israel Tanggung Jawab
- Menlu Lavrov Bilang Kesiapan Rusia Berdialog dengan Ukraina Rusak karena Serangan di Kursk
Sementara itu, Direktur Akuarium Echizen Matsushima di Sakai, Prefektur Fukui, Ryoichi Matsubara memperingatkan, karena beberapa lumba-lumba bisa lebih besar dari beruang, "kontak dengan mereka bisa sangat berbahaya. Sudah terlambat jika terjadi kecelakaan fatal."
Menangkap lumba-lumba pada umumnya dilarang berdasarkan peraturan pemerintah. Pejabat Prefektur Fukui mengatakan, mereka saat ini tidak memiliki rencana untuk melakukannya dalam kasus ini.
Beberapa pantai telah mulai memasang perangkat yang memancarkan gelombang ultrasonik sebagai pencegah, sementara perenang diperingatkan untuk segera meninggalkan air jika mereka bertemu lumba-lumba.