Prihatin Operasi di Tepi Barat, Inggris Minta Israel Tahan Diri dan Patuhi Hukum Internasional
JAKARTA - Pemerintah Inggris pada Hari Jumat mengatakan mereka "sangat prihatin" dengan operasi Israel yang sedang berlangsung di Tepi Barat, Palestina yang diduduki, memperingatkan risiko ketidakstabilan serius dan ada kebutuhan mendesak untuk de-eskalasi.
"Kami terus meminta otoritas Israel untuk menahan diri, mematuhi hukum internasional, dan menindak tindakan mereka yang berusaha mengobarkan ketegangan," kata juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 30 Agustus.
Bentrokan dengan pasukan Israel di Tepi Barat telah meningkat sejak perang Israel dengan militan Hamas dimulai di Jalur Gaza hampir 11 bulan lalu.
Lebih dari 660 orang - kombatan dan warga sipil - telah tewas, menurut penghitungan Palestina, beberapa oleh pemukim Yahudi yang telah melakukan serangan gaya main hakim sendiri yang sering terjadi pada komunitas Palestina di Tepi Barat.
Terbaru, pasukan Israel menewaskan seorang komandan lokal gerakan Jihad Islam yang didukung Iran di Tepi Barat dan empat militan lainnya pada Hari Kamis, dalam baku tembak selama salah satu serangan terbesar di wilayah yang diduduki Israel selama berbulan-bulan.
Baca juga:
- Menhan Israel Gallant: Misi Kami di Utara Jelas, Mengembalikan Masyarakat ke Rumahnya
- Berduka Atas Wafatnya Raja Maori Tuheitia, Raja Charles: Pohon Totora yang Besar Telah Tumbang
- Penembakan ke Kendaraan WFP di Gaza karena Kesalahan Komunikasi, AS Desak Israel Tanggung Jawab
- Menlu Lavrov Bilang Kesiapan Rusia Berdialog dengan Ukraina Rusak karena Serangan di Kursk
"Kami menyadari kebutuhan Israel untuk mempertahankan diri terhadap ancaman keamanan, tetapi kami sangat khawatir dengan metode yang digunakan Israel, serta laporan tentang korban sipil dan penghancuran infrastruktur sipil," kata juru bicara Kantor Luar Negeri.
Juru bicara tersebut menambahkan, Inggris "mengutuk keras kekerasan pemukim", dan tidak ada kepentingan siapa pun untuk menyebarkan konflik dan ketidakstabilan lebih lanjut di Tepi Barat yang diduduki.