Istana Tanggapi Sosok "Raja Jawa" yang Disebut Bahlil
JAKARTA - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menanggapi soal sosok "Raja Jawa" yang disebut oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia saat Munas Partai Golkar, Rabu (21/8).
Hasan mengatakan Istana tidak mau berspekulasi lebih lanjut mengenai sosok "Raja Jawa" itu.
"Itu 'kan pernyataan politik di partai politik," kata Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta, dilansir ANTARA, Kamis, 22 Agustus.
Istana membiarkan masyarakat menafsirkan masing-masing soal sosok "Raja Jawa" tersebut.
"Silakan ditafsirkan masing-masing," ujar Hasan.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung sosok "Raja Jawa" saat berpidato pemaparan visi dan misinya pada Musyawarah Nasional XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (21/8).
Menurut Bahlil, kader Golkar jangan sampai berani bermain-main dengan sosok yang disebutnya sebagai "Raja Jawa" karena bisa membawa celaka. Namun, dia tidak menjelaskan sosok raja yang dimaksud tersebut.
Baca juga:
- Pengesahan Revisi UU Pilkada Batal, Pendaftaran Calon Tetap Pakai Putusan MK
- Peran Brigjen Mukti Juharsa di Korupsi Timah Terungkap di Sidang: Admin Grup WA Hingga Umumkan Setoran 5 Persen
- Ukraina Serang Lapangan Terbang Militer Marinovka Rusia, Hancurkan Gudang Bom Luncur
- Polisi Tangkap 4 Pemukim Israel Barbar Penyerang Warga di Tepi Barat Palestina
"Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita. Saya mau kasih tahu saja jangan coba-coba main dengan barang ini. Waduh ngeri-ngeri sedap barang ini," katanya.
Bahlil menyampaikan hal itu setelah mengajak kader Partai Golkar untuk lebih paten lagi dalam mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang sebagai keberlanjutan pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.