Penasihat Kampanye Sebut Trump Dapat Membahas Pengendalian Senjata dengan Rusia Jika Menang Pilpres AS
JAKARTA - Penasihat kampanye senior Donald Trump mengatakan, calon presiden dari Partai Republik dapat membahas pengendalian senjata dengan Rusia, jika ia memenangkan pemilihan dan membuat Amerika Serikat lebih kuat melalui langkah-langkah seperti membangun sistem pertahanan rudal baru.
"Presiden Trump percaya pada perdamaian melalui kekuatan," kata Brian Hughes kepada TASS, ketika ditanya apakah calon presiden itu tertarik pada kesepakatan pengendalian senjata baru dengan Rusia, seperti dilansir 21 Agustus.
"Ia telah sering berbicara tentang salah satu hal terpenting untuk membuat negara yang lebih kuat adalah membangun sistem pertahanan rudal yang telah dibicarakan selama beberapa dekade. Lakukan dengan cara yang melindungi rakyat Amerika dan dibangun di dalam negeri serta membuat kita lebih kuat," lanjutnya.
"Ketika Anda mencapai posisi yang lebih kuat di dunia, Anda kemudian dapat mulai mengevaluasi tingkat persenjataan, tingkat persenjataan yang sedang Anda bicarakan, tetapi Anda tidak dapat memulai diskusi itu hari ini dengan Amerika dalam posisi yang begitu lemah," jelasnya.
"Jadi, hal pertama yang harus terjadi di ranah geopolitik adalah agar kekuatan Amerika diakui lagi. Dan itu tidak akan terjadi di bawah Biden-Harris," tandasnya.
Baca juga:
- Ukraina Lancarkan Serangan Drone ke Moskow, Wali Kota: Ini Salah Satu yang Terbesar
- Presiden Iran Pezeshkian Berharap Parlemen akan Setujui Kabinet Pilihannya Hari Ini
- Otoritas Argentina Mengkarantina Kapal Pengangkut Gandum Terkait Dugaan Cacar Monyet
- Berharap Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Segera Dicapai, Menlu AS: Kami akan Lakukan Segala Cara
Ketika ditanya apakah Trump akan tertarik menandatangani kesepakatan pengendalian senjata potensial hanya dengan Rusia atau juga akan berusaha mengajak Tiongkok ikut serta, Hughes menjawab: "Kami tidak akan merundingkan perjanjian hari ini, seperti yang saya katakan. Maksud saya, sebelum Anda dapat mencapai posisi untuk berdiskusi seperti itu, Anda harus mencapai titik di mana Amerika sekali lagi dihormati di kancah global, dan itu tidak akan terjadi di bawah Biden-Harris".