Pekerja Perkebunan di Riau Diserang Harimau, BKSDA Kosongkan 5 Km dari Kejadian

JAKARTA - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) mengosongkan area kejadian harimau Sumatera yang menyerang pekerja perkebunan bibit akasia di Distrik Merawang, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, Riau.

Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan menyebutkan, pihaknya dan perusahaan sepakat mengosongkan area tersebut sejauh 5 kilometer. Hal itu dilakukan karena tim akan melakukan identifikasi di lapangan.

"Semoga tim gabungan bisa mengidentifikasi harimau yang melakukan penyerangan. Diduga individu harimau ini masih remaja," ujarnya di Pekanbaru, Riau, Selasa 20 Agustus, disitat Antara.

Berdasarkan pengamatan sementara, Genman mengatakan saat ini tidak lagi ditemukan keberadaan harimau jenis Panthera tigris sumatrae tersebut.

Meskipun demikian, tim tetap melakukan pemasangan sejumlah kamera jebak untuk mengidentifikasi satwa berbadan loreng tersebut.

Menurut Genman, lokasi kejadian penyerangan ini merupakan kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI). Akan tetapi lokasi juga kantong habitat harimau sumatera di Kerumutan yang diketahui memiliki populasi yang cukup banyak.

"Beberapa waktu lalu juga berdasarkan rekaman kamera jebak, terekam individu anakan harimau di kantong Kerumutan ini. Sehingga kami pastikan, populasi di sini mengalami peningkatan," ujarnya.

Sebelumnya, seorang pekerja perawatan bibit akasia di Distrik Merawang, Camp Pelun B, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan diduga diserang harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), Sabtu 17 Agustus dini hari.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Riau Kombes Pol Anom Karbianto menjelaskan korban bernama Jali (40) tersadar setelah merasakan sakit yang ternyata kepalanya mengeluarkan darah.

Korban kemudian membangunkan rekannya namun saat diperiksa di sekeliling kamp menggunakan senter, mereka tak melihat hewan apapun di sekitarnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tenaga medis, korban mengalami luka robek di kepala sebelah kanan, diduga akibat cakaran harimau Sumatera.