Pemprov DKI Prediksi Harga Pangan Jelang Ramadan Naik Sampai 5 Persen
JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Suharini Eliawati memprediksi, harga bahan pangan akan naik sampai 5 persen jelang bulan Ramadan tahun ini.
"Gambaran umumnya, kenaikan harga pangan di antara 3 sampai 5 persen. Itu adalah hal yang masih kita lazimkan karena pedagang akan bilang (kenaikan harga) terjadi setahun sekali," kata Suharini dalam diskusi virtual, Kamis, 25 Maret.
Suharini bilang, kenaikan harga pangan dilatarbelakangi dengan naiknya kebutuhan pangan jelang hari besar keagamaan nasional (HKBN). Perhitungannya, dari tahun ke tahun akan terjadi kenaikan permintaan pangan sampai 15 persen saat Ramadan.
Ia melanjutkan, kenaikan harga terjadi karena adanya keterbatasan suplai, mengingat naiknya kebutuhan 10 jenis bahan pangan. Namun, Suharini menyebut warga tidak perlu mengkhawatirkan kelangkaan pangan.
"Masyarakat DKI Jakarta tidak perlu khawatir karena kita bersama-sama dengan kawan-kawan BUMD pangan selalu melakukan komunikasi yang aktif, supaya stabil di dalam stok ketersediaan dan harganya," tutur Suharini.
Baca juga:
Sebagai gambaran, saat ini stok beras di Jakarta sebanyak 305 ribu ton dari kebutuhan 103 ribu ton. Lalu, stok bawang merah sebanyak 2.665 ton dari kebutuhan 2.580 ton.
Stok bawang putih sebanyak 2.057 ton dari kebutuhan 1.787 ton. Stok cabai merah keriting sebanyak 4.640 ton dari kebutuhan 3.578 ton. Stok cabai rawit merah sebanyak 2.665 ton dari kebutuhan 2.580 ton. Stok daging sapi sebanyak 14 ribu ton dari kebutuhan 5.805 ton.
Stok daging ayam sebanyak 27.100 dari kebutuhan 24.254 ton. Stok telur ayam tersedia 22.216 ton dari kebutuhan 21.379. Stok gula pasir sebanyak 10 ribu ton dari kebutuhan 6.421 ton. Stok minyak goreng sebanyak 19 ribu ton dari kebutuhan 17 ribu ton.
Melanjutkan, dalam usaha stabilitas pangan termasuk saat menjelang Ramadan dan Idulfitri 2021, Dirut Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin menyebut pihaknya terus bergerak memperbanyak rantai-rantai penyaluran pangan di Jakarta yang sudah dimulai sejak 2016-2017 sampai sekarang demi memperpendek mata rantai penyaluran pangan.
Sampai saat ini, ada empat Jakgrosir sebagai lumbung pangan pedagang pasar dan pemegang KJP. Kemudian ada toko-toko sebagai "lumbung" kecil yang sekarang sudah masuk ke kelurahan dan kecamatan dengan jumlah yang lumayan signifikan.
"Berbagai usaha ini untuk menyederhanakan mata rantai dan Pasar Jaya dengan Dharma Jaya, menjadi barometer dan peran langsung dari produsen kepada pedagang," tutur Arief.