Serukan Gencatan Senjata Kemanusiaan Usai Polio Terdeteksi, Sekjen PBB: Vaksinasi Tidak Mungkin Dilakukan saat Perang

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada Hari Jumat menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai di Gaza untuk memberikan jaminan konkret jeda kemanusiaan untuk melakukan vaksinasi polio.

Sekjen Guterres mengimbau agar jaminan segera diberikan saat ia memperingatkan, mencegah dan menahan penyebaran polio di wilayah kantong Palestina itu akan membutuhkan upaya besar yang terkoordinasi dan mendesak.

"Mari kita perjelas: Vaksin utama untuk polio adalah perdamaian dan gencatan senjata kemanusiaan segera," kata Sekjen Guterres, melansir Reuters 17 Agustus.

"Tetapi bagaimanapun juga, jeda polio adalah suatu keharusan. Tidak mungkin untuk melakukan kampanye vaksinasi polio saat perang berkecamuk di mana-mana," tandasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah mendeteksi kasus polio pertama yang dikonfirmasi pada bayi berusia sepuluh bulan yang belum menerima dosis vaksinasi polio apa pun di Deir Al-Balah, Jalur Gaza.

Sekjen Guterres mengatakan, PBB siap meluncurkan vaksinasi polio di Jalur Gaza untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun, tetapi mengatakan "tantangannya serius."

Cakupan vaksinasi minimal 95 persen akan dibutuhkan selama masing-masing dari dua putaran kampanye untuk mencegah penyebaran polio dan mengurangi kemunculannya mengingat kehancuran di Gaza, kata Guterres.

Ia menambahkan, vaksinasi yang sukses akan membutuhkan fasilitasi transportasi untuk vaksin dan peralatan pendingin di setiap langkah, masuknya para ahli polio ke Gaza, layanan internet dan telepon yang andal dan elemen-elemen lainnya.

Sebelumnya, polio terdeteksi dalam limbah di Provinsi Deir al-Balah dan Khan Younis di Gaza, kata Dr. Hamid Jafari, spesialis polio WHO, dalam sebuah konferensi pers awal bulan ini, seraya menambahkan bahwa ada kemungkinan virus tersebut telah beredar sejak September.

Seorang pejabat senior Barat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan mereka memahami setidaknya ada satu kasus yang dikonfirmasi dan dua kasus yang diduga terjadi di antara warga Palestina di wilayah kantong itu, seraya menambahkan mungkin tidak ada jeda kemanusiaan tunggal, tetapi beberapa jeda yang lebih pendek.

Bahayanya adalah ancaman wabah penyakit tidak terbatas di Gaza, yang menurut pejabat itu merupakan "bom waktu penularan." Pejabat itu menjelaskan, ketika musim hujan dimulai akhir musim gugur ini, limbah mentah yang terkontaminasi dapat "terdorong" ke akuifer tempat Israel, Mesir, dan Yordania mengambil air.

Diketahui, poliomielitis, yang menyebar terutama melalui jalur fekal-oral, adalah virus yang sangat menular yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

Anak-anak di bawah 5 tahun paling berisiko terkena penyakit virus ini, terutama bayi di bawah 2 tahun karena kampanye vaksinasi normal telah terganggu oleh konflik selama 10 bulan.

Tanpa layanan kesehatan yang memadai, penduduk Gaza sangat rentan terhadap wabah penyakit, kata pejabat kesehatan masyarakat dan kelompok bantuan.