Menhan Belarusia Sebut Ada Kemungkinan Ukraina Lakukan Provokasi Bersenjata

JAKARTA - Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin mengatakan pada Hari Jumat, ada kemungkinan besar provokasi bersenjata dari negara tetangga Ukraina, menyebut situasi di perbatasan bersama mereka "tetap tegang", lapor kantor berita pemerintah Belta.

Komentar Khrenin muncul lebih dari seminggu setelah Ukraina mengirim ribuan tentara melintasi perbatasan barat Rusia dalam serangan mendadak.

"Mengingat keberadaan formasi bersenjata Ukraina di daerah perbatasan, ada kemungkinan besar untuk mempersiapkan dan melaksanakan provokasi bersenjata di wilayah kami, serta tindakan tingkat tinggi, termasuk dengan melibatkan formasi nasionalis Belarus," kata Menhan Khrenin menurut Belta, dilansir dari Reuters 16 Agustus.

Militer Ukraina tidak segera membalas permintaan tertulis untuk memberikan komentar.

Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin mengatakan pada Hari Jumat, ada kemungkinan besar provokasi bersenjata dari negara tetangga Ukraina, menyebut situasi di perbatasan bersama mereka "tetap tegang", lapor kantor berita pemerintah Belta.

Terbaru, Presiden Lukashenko mendesak Rusia dan Ukraina berunding untuk mengakhiri konflik, agar perang tidak meluas ke negaranya.

Dikatakannya, Barat mendorong Kyiv untuk berperang, karena ingin Ukraina dan Rusia saling menghancurkan.

"Mari kita duduk di meja perundingan dan akhiri pertikaian ini," katanya.

Ia berbicara dengan latar belakang serangan Ukraina ke Rusia yang dimulai pada 6 Agustus ketika ribuan pasukan Kyiv menerobos perbatasan barat Rusia yang sangat memalukan bagi petinggi militer Putin.

"Baik rakyat Ukraina, Rusia, maupun Belarusia tidak membutuhkannya. Mereka (Barat) membutuhkannya," sambung Presiden Lukashenko.

Rusia sendiri mengatakan pada Hari Kamis, mereka akan meningkatkan pertahanan perbatasan karena ratusan ribu orang diperintahkan untuk mengungsi dari wilayah Kursk barat.

Di sisi lain, Kyiv mengatakan pasukannya telah maju sejauh 35 km (22 mil) ke Rusia sejak minggu lalu dan terus menguasai wilayah.

Presiden Lukashenko menuduh, Barat bertaruh bahwa situasi yang tidak stabil di Kursk akan mendorong mobilisasi pasukan di Belarusia dan Rusia dan "mengguncang masyarakat dari dalam."

"Kami tidak menginginkan eskalasi dan kami tidak menginginkan perang melawan seluruh NATO. Kami tidak menginginkan itu," katanya.

Namun jika Ukraina benar-benar memprovokasi Belarusia, Lukashenko memperingatkan, "kami tidak punya pilihan lain."

Lukashenko menyebut konflik itu sebagai "perang bersama" Belarus dan Rusia melawan "binatang-binatang buas" - Kyiv dan sekutu Baratnya - mengatakan Moskow akan "mendukung kami" jika Belarusia diserang.

Selain itu, Presiden Lukashenko mengulangi klaim tentang pelanggaran wilayah udara dan mengatakan pasukan Belarusia dikirim ke perbatasan untuk "mencegah terobosan."

Ia menegaskan, Minsk tidak melihat alasan untuk menggunakan senjata nuklir Rusia, yang dikerahkan di wilayah Belarusia tahun lalu, kecuali perbatasannya dilanggar."

"Kami tidak akan menggunakan senjata apa pun sampai Anda menginjakkan kaki di perbatasan negara kami," tandasnya.