Toyota si Raja Hybrid yang Tantang Dominasi Mobil Listrik Murni

JAKARTA – Toyota adalah sekian dari banyaknya produsen otomotif Jepang yang banyak dikritik karena dinilai lambat beralih ke elektrifikasi sepenuhnya. Keras kepalanya Toyota terhadap mobil listrik murni dan memilih lebih fokus ke hybrid menjadi tantangan besar terhadap pandangan umum industri dan regulator global bahwa semua mobil masa depan adalah listrik.

Menariknya kini, dilaporkan Reuters, dikutip 16 Agustus, Toyota justru akan menjadi produsen mobil pertama yang segera meninggalkan mobil bermesin bensin sepenuhnya di Amerika Utara.  Bahkan mungkin seluruh lini produk Toyota dan Lexus menjadi model hybrid. Demikian diungkapkan dua eksekutif Toyota kepada Reuters.

Rencana Toyota ini jelas setelah awal tahun Ketua Toyota, Akio Toyoda, memprediksi pangsa pasar mobil listrik global hanya akan mencapai 30 persen. Sebagai antisipasi, pabrikan otomotif terbesar dunia ini mengusung strategi "multi-jalur" yang mencakup mobil listrik, hybrid, kendaraan berbahan bakar hidrogen, bahan bakar hijau, dan potensi teknologi lainnya. Nah, jika melihat kondisi pasar saat ini langkah Toyota ini amat tepat khususnya pendekatan hybrid, langkah ini kini juga banyak diikuti banyak pabrikan lainnya.

"Ke depan, kami akan mengevaluasi setiap model untuk menentukan apakah menjadi hybrid penuh adalah langkah yang tepat," ungkap David Christ, kepala penjualan dan pemasaran Toyota di Amerika Utara.

Evaluasi ini akan dilakukan setiap kali model didesain ulang, bahkan mungkin lebih sering. Salah satu contohnya adalah RAV4 yang akan mengalami perubahan besar untuk model tahun 2026. Saat ini, RAV4, SUV terlaris di Amerika, sudah memiliki varian hybrid yang menyumbang sekitar setengah dari penjualannya.

Sumber terpercaya mengungkapkan bahwa Toyota sangat mungkin menghilangkan versi bensin dari RAV4 untuk pasar Amerika Utara, meskipun keputusan final belum diambil.

Toyota telah menghentikan penjualan Camry bermesin bensin untuk model tahun 2025, sementara Land Cruiser dan Sienna kini hanya tersedia dalam versi hybrid. Banyak dari model hybrid ini juga kemungkinan akan ditawarkan sebagai plug-in hybrid dengan baterai yang lebih besar.

Rencana Toyota untuk mengubah seluruh atau hampir seluruh lini produknya di Amerika Utara menjadi hybrid murni belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Strategi hybrid Toyota bertujuan memperkuat posisi dominannya di segmen pasar yang kembali populer karena permintaan mobil listrik melambat akibat harga tinggi dan kesulitan pengisian daya. Mobil hybrid Toyota tidak perlu diisi daya dan dapat beralih dengan mulus antara bensin dan listrik, atau menggunakan keduanya sekaligus tergantung kondisi berkendara. Plug-in hybrid dapat diisi daya dan biasanya dapat menempuh jarak sekitar 64 kilometer dengan tenaga baterai sebelum mesin bensin aktif.