China Pantau Puing Pecahan Roket Long March 6A di Luar Angkasa
JAKARTA - Pemerintah China mengatakan pihaknya terus memantau puing-puing dari roket Long March 6A yang pecah di orbit rendah bumi pekan lalu.
"China telah mengambil tindakan yang diperlukan dan memantau secara ketat area orbit yang relevan serta melakukan analisis data. Sebagai negara yang bertanggung jawab, China sangat mementingkan mitigasi puing antariksa," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam pernyataan tertulis di Beijing dilansir ANTARA, Kamis, 15 Agustus.
Komando Luar Angkasa Amerika Serikat (US Space Command) mengungkapkan pada 6 Agustus 2024, roket Long March terbaru China telah pecah menjadi 300 bagian yang dapat dilacak di orbit rendah Bumi.
Roket tersebut digunakan untuk membawa 18 satelit Qianfan ke orbit yang telah ditentukan guna menyediakan layanan komunikasi yang lebih luas dan dapat membangun jaringan lebih dari 15.000 satelit multimedia layar lebar orbit Bumi rendah (LEO) dalam jangka panjang.
"Misi roket tersebut adalah untuk penggunaan antariksa secara damai yang sesuai dengan hukum internasional dan praktik universal," tambah Lin Jian.
Dalam melakukan aktivitas antariksa, ungkap Lin Jian, China telah berupaya aktif memenuhi kewajiban internasional yang relevan dan mengatur aktivitas antariksanya.
"Kami telah membuat aturan untuk selalu mengambil langkah-langkah mitigasi terhadap sampah antariksa setelah satelit dan roket pembawa menyelesaikan misinya, untuk membantu melindungi lingkungan ruang angkasa dan memastikan keberlanjutan jangka panjang aktivitas di antariksa," ungkap Lin Jian.
Roket Long March 6A yang diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan pada 6 Agustus 2024 untuk mengirimkan 18 satelit G60 ke orbit itu menandai peluncuran pertama untuk konstelasi Thousand Sails milik grup teknologi satelit Shanghai Spacecom.
Konstelasi satelit raksasa tersebut rencananya akan mencakup 1.296 satelit dan bahkan memperluas kapasitasnya menjadi sekitar 14.000 guna menyaingi satelit Starlink milik SpaceX.
Komando Luar Angkasa AS mengatakan tidak ada ancaman langsung namun terus melakukan penilaian rutin untuk mendukung keselamatan dan keberlanjutan domain antariksa.
Baca juga:
- Inggris Beri Lampu Hijau Senjatanya Bisa Digunakan Pasukan Ukraina dalam Operasi di Rusia
- Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Doha Qatar Dimulai Tanpa Hamas
- Pengawal Hamas yang Bunuh Sandera Israel Mengaku Balas Dendam karena 2 Anaknya Tewas
- Usai Temui Prabowo, Surya Paloh Sebut Momen Anies Bukan Maju Pilkada Jakarta
Jumlah puing yang terlacak terus berubah setiap jam. Awalnya disebut lebih dari 50 puing yang terlacak oleh Jaringan Sensor Global milik Slingshot Aerospace namun kemudian Komando Luar Angkasa AS mengatakan telah melacak lebih dari 300 keping.
Diyakini roket tersebut pecah pada ketinggian 503 mil (810 kilometer) di atas permukaan bumi, dan puing-puing tersebut menimbulkan risiko bila berada di bawah ketinggian 497 mil (800 kilometer).
Risiko tersebut berasal dari terbentuknya awan puing namun para ahli belum dapat menganalisisnya secara menyeluruh.
Mengingat ketinggian tempat terjadinya pecahan, puing-puing dari roket Long March 6A itu kemungkinan akan tetap berada di sana selama beberapa tahun atau bahkan beberapa dekade, tetapi sulit untuk memprediksi berapa lama puing-puing tersebut tetap dalam bentuknya saat ini.