Bersurat ke PN Surabaya, Mahfud MD Minta Pelaku Penggeruduk Rumahnya Dihukum Ringan
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengirim surat ke Pengadilan Negeri Surabaya. Dalam surat itu, dia meminta terdakwa penggeruduk rumah ibunya di Pamekasan, Madura, Jawa Timur pada tahun lalu dihukum ringan.
Terdakwa yang dimaksud adalah Aji Dores yang telah didakwa tujuh bulan penjara. Dia terbukti mengancam akan membunuh Mahfud serta membakar rumah ibunya.
Lewat suratnya, Mahfud mengungkapkan sudah memaafkan terdakwa sejak awal kejadian ini.
"Sejauh menyangkut pribadi saya, sejak awal saya sudah memaafkan terdakwa," kata Mahfud dalam penggalan surat yang dikutip pada Kamis, 25 Maret.
Dengan begitu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) berharap pengadilan bisa meringankan hukuman Aji.
Baca juga:
- Rumah Mahfud MD Digeruduk Massa, Jangan Sampai Kejadian Serupa Terulang Lagi
- Polri Beberkan Awal Mula Penggerudukan Rumah Orangtua Mahfud MD
- Munculnya Video Jaksa Terima Suap di Sidang Rizieq Shihab: Hoaks dan Akan Diusut
- Muncul Video Hoaks Jaksa Terima Suap di Sidang Rizieq Shihab, Mahfud MD: Ini Hoaks dan Harus Diusut
"Sehingga apabila nantinya terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Penuntut Umum, maka saya berharap permaafan saya ini bisa dijadikan pertimbangan untuk meringankan hukuman bagi yang bersangkutan," ungkapnya.
Peristiwa penggerudukan terhadap rumah yang ditinggali ibu Mahfud MD ini terjadi pada awal Desember 2020 dan videonya viral di media sosial.
Dalam video itu, massa yang didominasi para pria berbaju muslim ini mendatangi sebuah rumah dan seorang pria yang mengambil video tersebut menyebut jika rumah tersebut adalah kediaman Mahfud MD di Pamekasan.
Mahfud mengonfirmasi dan membenarkan rumah yang ditinggali ibunya tersebut memang didatangi kelompok massa dan kondisinya aman tidak terjadi apapun. Dia menyebut aksi tersebut tak menimbulkan kerugian apapun karena saat peristiwa terjadi, sudah ada pihak yang mengurusnya.
Sementara berdasarkan penuturan sang adik, Siti Marwiyah yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur dan langsung menuju kediaman sang ibu saat penggerudukan terjadi, massa yang berkumpul rata-rata menggunakan pakaian serba putih dan sarung. Mereka memaksa masuk ke area rumah dan menggedor-gedor pagar dan pintu rumah sambil berteriak-teriak ketika ibunya sedang beristirahat usai melaksanakan salat zuhur.
"Ibu merasa takut," kata Siti dalam sebuah rekaman video yang diterima wartawan, Rabu, 2 Desember.