Review Film Alien: Romulus, Premis Lama dengan Visual Menegangkan
JAKARTA - Film Alien: Romulus menjadi pembaruan dari franchise film Alien. Film ini mengambil latar waktu antara film Alien (1979) dan Aliens (1986) serta disutradarai oleh Fede Álvarez.
Ridley Scott yang menjadi sutradara untuk dua film pertamanya kini duduk di bangku produser. Dari segi cerita, filmnya tidak berkaitan dengan kedua film sebelumnya.
Alien: Romulus menceritakan Rain Carradine (Cailee Spaeny), seorang anak yatim piatu yang tinggal di Jackson’s Star, sebuah daerah pertambangan dan dipekerjakan selama bertahun-tahun di sana. Rain yang ingin pergi, aksesnya ditolak oleh pihak Jackson’s.
Kemudian, Rain bertemu dengan Tyler (Archie Renaux) yang meminta Rain untuk ikut dengan dirinya dan Kay (Isabela Merced), Bjorn (Spike Fearn), dan Navarro (Aileen Wu) yang akan pergi mencari harta karun di kapal kosong luar angkasa.
Rain akhirnya tertarik untuk ikut bersama mereka yang menemukan stasiun luar angkasa yang terbengkalai namun masih berfungsi. Mereka mencari bahan bakar untuk memperlancar perjalanan mereka sehingga bisa selamat sampai tujuan.
Awalnya, semua tampak baik-baik saja, hingga mereka bertemu dengan makhluk misterius yang memburu mereka dan menyeramkan ada di hadapan mereka. Rain cs kini harus melakukan berbagai upaya untuk melawan makhluk tersebut.
Baca juga:
- Sinopsis Film Alien: Romulus: Ketika Manusia Melawan Makhluk Misterius
- Son Ye Jin dan Lee Byung Hun Jadi Suami Istri di Film Baru Park Chan Wook
- 5 Fakta Perkembangan Kasus Video Syur Audrey Davis, Anak David Bayu Jadi Korban Revenge Porn
- Jadi Legenda Disney Termuda, Miley Cyrus Minta Maaf ke Mickey Mouse
Alien: Romulus penuh dengan ketegangan sejak awal film ini dimulai. Minimnya musik meningkatkan intensitas kehororan dari dalam filmnya. Kita akan menyaksikan sorotan adegan yang dibangun tanpa jeda dan kian membuat terkejut penontonnya.
Bak mengikuti Rain cs, sinematografinya seringkali menempatkan kita sebagai sudut pandang pertama. Jadi visual tentang makhluk seperti Xenomorph terlihat dengan jelas.
Visual yang menegangkan itu dipadukan dengan scoring yang menggelegar. Pada momen klimaks, scoringnya sangat membantu perkembangan film. Namun tidak jarang mereka menghadirkan tanpa suara untuk menampilkan suasana luar angkasa atau ketegangan ketika karakter utamanya beraksi.
Para pemeran utama juga menampilkan akting mereka dengan baik. Cailee Spaeny semakin mencuri perhatian dengan film terbarunya di tahun ini begitu juga dengan Archie Renaux dan Isabela Merced.
Akan tetapi di antara deretan nama itu, penampilan David Jonsson sebagai Andy sangat memukau. Andy adalah manusia sintetis yang diprogramkan untuk berbagai tugas. Ekspresi dan raut wajah Jonsson yang memiliki transisi sangat mengagumkan.
Dengan premis film fiksi ilmiah yang sederhana ini, Alien: Romulus mampu menciptakan ketegangan dari awal hingga akhir.
Adapun film Alien: Romulus tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 14 Agustus.