Studi Kaspersky: 34 Persen Percaya AI Bisa Menjadi Bos yang Lebih Baik daripada Manusia

JAKARTA - Berdasarkan hasil survei terbaru Kaspersky berjudul ‘Excitement, Superstition and great Insecurity – How global Consumers engage with the Digital World’, AI menjadi anggota baru dalam kehidupan manusia. 

Studi yang dilakukan terhadap 10.000 responden tersebut menemukan bahwa saat ini AI mengambil peran baru di bidang-bidang tertentu. Di mana sepertiga responden (34 persen) percaya bahwa AI dapat menjadi pemimpin yang lebih baik daripada manusia karena sifatnya yang tidak memihak. 

Di area lain, AI juga dapat berperan aktif adalah pendidikan. Dengan hampir setengah responden (47 persen) memperkirakan anak-anak akan diajari melalui pengalaman virtual dan Metaverses dalam waktu dekat.

“Di luar aplikasi tradisional, seperti memproses dan menganalisis data, AI dipercayakan dengan peran pribadi yang lebih menarik, termasuk percintaan, pendidikan, dan pekerjaan,” kata Vladislav Tushkanov, Manajer Grup Pengembangan Riset di Kaspersky.

Kaspersky juga menemukan di mana 50 persen konsumen percaya bahwa AI telah menjadi bagian yang tidak dapat dihindari dalam hidup mereka, dengan 43 persen memiliki pandangan positif terhadap potensinya untuk menghadirkan banyak peluang menarik dan meningkatkan masa depan bagi semua orang. 

Selain itu, mayoritas responden mengakui bahwa AI memiliki kemampuan di area kreatif, dengan 62 persen responden percaya AI adalah produsen karya seni yang kredibel.

Lebih lanjut, AI juga dapat dianggap sebagai pendamping dan asisten yang dapat diandalkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari separuh responden (57 persen) ingin menggunakan AI untuk menjalankan kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih efisien.

Hampir separuh dari mereka yang disurvei (48 persen) mengaku siap menggunakan chatbot AI untuk melakukan percakapan daring, dan 31 persen lainnya akan menggunakannya AI untuk membantu mereka menemukan pasangan yang tepat di aplikasi kencan. 

“Seiring terus berkembangnya teknologi AI, potensinya untuk mendorong inovasi dan meningkatkan pengalaman manusia menjadi semakin mendalam,” pungkas Tushkanov.