Pemprov DKI Diminta Awasi Ketat Jajanan di Sekolah Demi Tekan Kasus Gagal Ginjal Anak
JAKARTA - Komisi B DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) dan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) mengetatkan pengawasan jajanan di sekitar sekolah.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina menuturkan, hal ini diperlukan untuk menekan angka kasus gagal ginjal pada anak.
Salah satu caranya yakni dengan menyosialisasikan penggunaan bahan makanan yang dijual oleh pedagang bebas dari kandungan berbahaya.
“Memberi info kepada para penjual agar menghindari zat-zat pemanis buatan, pengawet, kemudian pewarna buatan,” kata Wa Ode di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 14 Agustus.
Di satu sisi, Dinas KPKP juga diminta mengedukasi orangtua tentang meal plan atau contoh menu makanan sehat dan bergizi bagi anak.
Dengan demikian, diharapkan tidak ditemukan jajanan yang menggunakan atau mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan anak. Seperti gula, garam, dan minyak yang berlebih saat memasak.
“Misal gulanya, micinnya, kemudian penyedap-penyedap atau pengawet-pengawet itu harus segera dihindari,” tutur Wa Ode.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut terdapat 60 anak sedang menjalani terapi penyakit gagal ginjal di RSCM.
"Saat ini, sekitar 60 anak menjalani terapi gagal ginjal di Rumah Sakit Rujukan Kasus Ginjal Anak, yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo," ungkap Ani, beberapa waktu lalu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai lonjakan kasus gagal ginjal terjadi lantaran skrining kesehatan berlangsung semakin masif.
Baca juga:
"Yang bisa saya share adalah (kasus gagal ginjal) enggak terjadi di RSCM saja, sekarang screening sudah masif dilakukan," ucap Budi.
Budi mengungkapkan, pasien gagal ginjal di RSCM diduga terkena diabetes tipe dua. Banyak pasien di daerah yang dirujuk ke RSCM untuk menjalani pengobatan.