Waktu Subuh Mundur 8 Menit, Warga Muhammadiyah Diminta Menaatinya
JAKARTA - Sidang Pleno IV Musyawarah Nasional Tarjih Muhammadiyah menerima dan mengesahkan hasil Sidang Komisi VI tentang Kriteria Awal Waktu Subuh yang memutuskan waktu Salat Subuh mundur rata-rata 8 menit. Sekretaris PP Muhammadiyah meminta supaya warga persyarikatan menaatinya.
Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, sebagaimana disampaikan oleh Agung Danarto, keputusan Munas XXXI Tarjih Muhammadiyah tentang kriteria awal waktu subuh sudah ditanfidzkan, artinya sudah menjadi keputusan resmi organisasi, dari itu warga persyarikatan diminta untuk menaati dan mengindahkannya.
“Dari hasil Munas ini meminta kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk bisa menaati. Sehingga karenanya dimohon kepada masjid-masjid, musala yang langsung di bawah pengelolaan Muhammadiyah untuk bisa menyesuaikan dengan waktu subuh yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih ini,” tegas Agung pada, Kamis, 25 Maret.
Ia juga meminta kepada Majelis Tarjih, Tabligh dan Majelis Pustaka Informasi (MPI) untuk bisa membantu PP Muhammadiyah mensosialisasikan putusan ini kepada warga Muhammadiyah khususnya, dan kepada umat Islam umumnya.
“PP Muhammadiyah berharap ini bisa segera diimplementasikan atau dilaksanakan oleh warga Persyarikatan Muhammadiyah,” imbuhnya.
Baca juga:
- Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 2021 Jatuh Pada 13 April, Hari Raya Idul Fitri 13 Mei
- Kurikulum Sekolah KH Ahmad Dahlan: Hidupkan Sains Tanpa Bunuh Agama
- Kelakar Gus Miftah: Ada Miras yang Halal Dikonsumsi, Es Batu
- PP Muhammadiyah: Dirham di Pasar Muamalah Mirip Rupiah Ditukar Voucher atau Koin di Pusat Permainan
Sedangkan terkait dengan perbedaan dengan organisasi Islam lain, Agung menganggap perbedaan tentu akan selalu ada dan wajar. Dari itu dirinya meminta kepada warga persyarikatan untuk tidak berbelok dan tetap mengimplementasikan putusan dari Muhammadiyah, serta tetap mentolerir dan tidak serta-merta menganggap yang lain adalah salah.
“Jadi kita berusaha menjalankan putusan kita tanpa harus menyalahkan dari pihak lain yang tidak sama dengan kita,” pesan Agung kepada warga Muhammadiyah.
Menjelang bulan Ramadan, terkait dengan masih adanya pertanyaan tentang waktu dimulai puasa itu saat imsak atau subuh, Agung Danarto menjelaskan bahwa puasa dimulai pada waktu subuh, bukan imsak. Sedangkan terkait dengan adanya waktu imsak menurutnya diperuntukkan bagi orang yang akan menjalankan ibadah puasa untuk bersiap-siap dan membersihkan diri.
“Kalau imsak itu kan menahan diri untuk tidak makan dan minum, jadi diupayakan sahurnya sudah selesai. Tetapi waktu mulai puasanya kan begitu masuk waktu subuh,” ungkapnya.