Curhat ‘Pak Ogah’ Sawah Besar Terjaring Operasi: “Saya Lulusan SMP Sulit Dapat Kerja”
JAKARTA - Pemberantasan ‘Pak Ogah’ yang digelar Satpol PP DKI Jakarta dalam Operasi Bina Tertib Praja membuat sebagian masyarakat miskin merasa kehilangan penghasilan.
Meski profesinya melanggar Perda terkait Ketertiban Umum (Tibum), namun bagi ‘Pak Ogah’ hanya pekerjaan itu yang bisa menghasilkan uang untuk makan.
Seperti yang dikeluhkan Muhamad Iswahyudin, seorang ‘Pak Ogah’ yang terjaring dalam Operasi Bina Tertib Praja di kawasan Jakarta Pusat.
Iswahyudin mengatakan, dirinya diamankan petugas Satpol PP karena dianggap sebagai juru parkir liar yang melanggar peraturan.
Baca juga:
"Saya mau kerja, dan saya tidak mau jadi jukir seperti ini. Tapi bagaimana ya, saya susah dapat kerja," ujarnya kepada wartawan, Selasa, 13 Agustus.
Usai terjaring, Iswahyudin juga mengaku pernah mendapat peringatan dari petugas Satpol PP Kecamatan Sawah Besar agar tidak menjadi ‘Pak Ogah’. Namun dia berdalih bila aktivitas tersebut tidak dilakukan setiap hari.
"Saya jarang jadi ‘Pak Ogah’," ucapnya.
Iswahyudin mengatakan dirinya susah mendapatkan pekerjaan karena hanya lulusan SMP. Dirinya berharap pemerintah bisa memberikan pekerjaan yang layak kepada dirinya, karena dia kesulitan dapat kerja.
"Ini hasil dari ‘Pak Ogah’ saya berikan kepada orang tua untuk beli beras," katanya.