Liga Pro Arab Saudi, Kekuatan Baru di Pasar Transfer Sepak Bola Dunia
JAKARTA - Bursa transfer kian panas semenjak klub Liga Pro Arab Saudi juga ikutan membidik pemain-pemain top Eropa.
Dana berlimpah jadi alasan mereka tidak takut bersaing dengan klub-klub Eropa dalam berburu pemain terbaik.
Pada jendela musim panas ini, incaran klub Liga Pro Arab Saudi tertuju kepada penggawa di Liga Inggris.
Dua nama besar jadi komoditas panas, Mohamed Salah dan Kevin de Bruyne. Klub-klub Arab Saudi itu bakal segera mengajukan penawaran jika ada kesempatan.
Sejauh ini, ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan klub-klub Arab Saudi dalam bursa seperti sebelum-sebelumnya.
Pertama, membajak pemain yang kontraknya habis dengan iming-iming gaji tinggi. Kedua, mereka siap menggelontorkan dana besar untuk mengakuisisi pada bursa Januari atau musim dingin saat pasar lesu.
Baca juga:
Pilihan kedua memang membuat klub Arab Saudi merogoh kocek dalam mengingat waktu jendela transfer terjadi di tengah musim saat para pemain masih terika kontrak.
Namun, hal itu bukanlah masalah besar. Cara yang mana pun, klub Arab Saudi siap melakukannya.
Buktinya, tim Liga Pro Arab Saudi sudah menghabiskan sekitar 700 juta pound pada musim panas lalu untuk menggaet pemain-pemain bintang.
Angka tersebut hanya menempatkan mereka di peringkat keempat liga dengan biaya transfer terbesar, di belakang Liga Inggris, Ligue 1, dan Serie A.
Sebanyak 560 juta pound di antaranya dihabiskan untuk pemain Liga Inggris. Mereka yang pindah ke Arab Saudi di antaranya duo Liverpool, Jordan Henderson dan Fabinho, serta trio Chelsea, N’Golo Kante, Kalidou Koulibaly, dan Edouard Mendy.
Namun, transfer Moussa Diaby senilai 50,5 juta pound dari Aston Villa ke Al Ittihad pada Juli 2024 adalah satu-satunya kesepakatan besar yang dilakukan sepanjang sejarah bursa musim panas Arab Saudi.
Sementara itu, Player Acquisition Centre of Excellence (PACE), salah satu program transformasi Liga Pro Arab Saudi dalam pembelian pemain, memiliki anggaran delapan tahun untuk transfer internasional saat didirikan tahun lalu.
Setidaknya beberapa nama besar akan segera datang lagi. Nama yang kini santer baru Salah dan De Bruyne.
Klub Liga Pro Arab Saudi mungkin sulit merekrut mereka sekarang. Soalnya, kontrak mereka dengan klub masing-masing masih sedang dalam tahap negosiasi.
Jika keduanya menyetujui kontrak baru, setidaknya klub Arab Saudi bisa membidiknya pada jendela Januari 2025.
Hanya saja, waktu perekrutan dan nama pemain yang datang bisa memengaruhi pendapatan hak siar Liga Pro Arab Saudi yang selesai akhir musim depan.
Estimasinya, mendatangkan pemain baru sekarang sejatinya tidak akan terlalu mendongkrak pendapatan hak siar yang sudah sebesar 100 juta pound per tahun.
Paling-paling, kedatangan penggawa anyar hanya menambah sekitar 10-15 juta pound dari jumlah tersebut yang berasal dari penyiar di luar Arab Saudi.
Namun, beda hal ketika waktu perekrutan pas dan nama pemain yang datang tergolong besar. Pendapatan bisa berubah secara drastis. Sebut saja kehadiran Salah dan De Bruyne diprediksi akan meningkatkan hak siar.
Tak heran, PACE menekankan bahwa pengeluaran transfer pada masa mendatang akan lebih pada kualitas daripada kuantitas.
Kemudian, keinginan untuk membuat liga lebih kompetitif akan membuat bakat tersebar lebih merata di masa mendatang.
"Pertumbuhan liga adalah proyek jangka panjang. Anggaran yang solid sudah tersedia bagi liga untuk mendapatkan pemain."
"Pemain baru memberikan pengaruh positif saat kami mencoba dan meningkatkan standar," kata Peter Hutton, anggota dewan Liga Pro Arab Saudi.
Kehadiran Arab Saudi dalam peta sepak bola top dunia, tak cuma sebatas liga. Taipan-taipan mereka juga menguasai beberapa klub top Eropa sehingga menimbulkan efek berantai.
Menurut Dr. Tom Bason dari Pusat Bisnis dalam Masyarakat Universitas Coventry, menyebut situasi itu menegaskan bahwa Arab Saudi ingin mencoba memusatkan sepak bola dunia ke Timur Tengah.
"Jendela tahun lalu dimulai dengan suntikan dana dari Arab Saudi. Baik itu biaya transfer yang memungkinkan klub untuk mengeluarkan uang atau klub yang mampu merekrut pemain dengan kontrak besar."
"Tanpa uang dari Arab Saudi, banyak klub tidak memiliki cukup uang untuk dibelanjakan," tutur Tom Bason.
Arab Saudi, baik klub maupun taipan, menjadi pusat kekuatan baru terbesar di pasar transfer. Pengeluaran mereka tercatat mewakili hampir setengah dari pendapatan liga dari klub-klub luar negeri, yang memicu rekor pengeluaran papan sebesar 2,36 miliar pound.