Militer Israel dalam Siaga Tinggi Antisipasi Serangan Iran dan Hizbullah

JAKARTA - Juru Bicara Israel Defense Forces (IDF) Laksama Muda Daniel Hagari mengatakan, militer negara itu berada dalam siaga tinggi untuk menghadapi kemungkinan serangan Iran atau Hizbullah.

Kendati demikian, Laksda Hagari mengatakan belum ada perubahan pedoman darurat untuk warga sipil, meski adanya laporan yang menyebutkan serangan Israel sudah dekat.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami melacak musuh-musuh kami dan perkembangan di Timur Tengah, terutama Hizbullah dan Iran," kata Laksda Hagari dalam konferensi pers, melansir The Times of Israel 12 Agustus.

Lebih lanjut Laksda Hagari mengatakan, Angkatan Udara Israel telah meningkatkan patrolinya di Lebanon, "untuk mendeteksi dan mencegat ancaman."

"Kami menganggap serius pernyataan musuh-musuh kami, dan karena itu bersiap pada tingkat kesiapan tertinggi untuk pertahanan dan serangan," ungkap Laksda Hagari.

Ditambahkan olehnya, tidak ada perubahan pada pedoman Komando Front Dalam Negeri, dan jika ada, "kami akan segera memperbaruinya."

"Kami akan memberi tahu (masyarakat) sedini mungkin tetapi tanpa memberikan musuh kami keuntungan intelijen atau operasional," tambahnya.

Diketahui, eskalasi di kawasan Timur Tengah meninggi, saat Iran dan proksinya diperkirakan akan melakukan serangan, setelah terbunuhnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr bulan lalu.

Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada tanggal 31 Juli, dalam serangan yang memicu ancaman balas dendam oleh Iran terhadap Israel. Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut. Israel belum mengaku bertanggung jawab.

Sementara, pembunuhan komandan militer senior kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, Fuad Shukr, oleh Israel dalam sebuah serangan di Beirut, telah memicu kekhawatiran, konflik di Gaza, Palestina, berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.