Pejabat PBB Sebut Kekerasan Israel Terhadap Tahanan Palestina Adalah Kejahatan Perang
JAKARTA - Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki Francesca Albanese bereaksi keras terhadap terungkapnya kekerasan seksual terhadap warga Palestina di sebuah pusat penahanan Israel.
Albanese mengatakan dalam sebuah pernyataan, perilaku tidak manusiawi rezim Zionis terhadap tahanan Palestina dianggap sebagai kejahatan perang.
Apa yang terjadi pada narapidana Palestina di Pusat Penahanan Sde Teiman adalah disengaja dan berkolusi dengan pejabat penjara, dan kejadian ini mengganggu dan saya terkejut dengan diamnya media Barat, katanya, dilansir dari IRNA 9 Agustus.
Tahanan Palestina telah menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi selama beberapa dekade. Ini meningkat setelah Israel melancarkan perangnya di Gaza pada tanggal 7 Oktober tahun lalu.
Pelapor Khusus PBB mengatakan, otoritas Israel melakukan kejahatan karena mereka tahu mereka tidak akan dituntut.
"Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan kejahatan yang dilakukan oleh militer Zionis terhadap tahanan Palestina," tegasnya.
Rekaman dari kamera pengawas di penjara di Palestina selatan menunjukkan tindakan kejam dan tidak manusiawi oleh pasukan Israel terhadap tahanan Palestina.
Sebelumnya, seminggu setelah kontroversi seputar tuduhan tentara Zionis menyiksa dan memperkosa tahanan Palestina dari Jalur Gaza, TV Channel 12 Israel merilis sebuah video pada Rabu pagi yang mengonfirmasi klaim tersebut.
Minggu lalu, media Israel melaporkan 10 tentara dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap tahanan dari unit elit Hamas dalam beberapa bulan terakhir. Para tahanan ditahan di kamp penahanan Sde Teiman dan dipindahkan ke pengadilan militer Beit Lid untuk diperiksa dan diadili.
Sebagai tanggapan, sekelompok Zionis ekstremis, terutama pendukung Itamar Ben-Gvir, menteri sayap kanan Israel, menyerbu gedung pengadilan dan bentrok dengan pasukan Zionis untuk mencegah pengadilan terhadap para tentara yang dituduh.
Sementara itu, juru bicara PBB menyerukan penyelidikan menyeluruh atas laporan terkini tentang penyiksaan sistematis dan perlakuan merendahkan martabat tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
"Semua tuduhan pelanggaran norma-norma hak asasi manusia dasar ini harus diselidiki sepenuhnya dan harus ada akuntabilitas," jelas Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq pada Hari Rabu dalam sebuah konferensi pers, menanggapi pertanyaan tentang laporan terkini oleh kelompok hak asasi manusia Israel yang disebut B'Tselem.
Baca juga:
- Israel Larang Imam Besar Syekh Ekrima Sabri Memasuki Masjid Al Aqsa
- Sang Istri Sebut Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Seharusnya Jadi Bagian dari Pertukaran Tahanan
- Sang Istri Sebut Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Seharusnya Jadi Bagian dari Pertukaran Tahanan
- Indonesia-Africa Forum Digelar Bulan Depan: Dorong Penguatan Kerja Sama di Bidang Ekonomi, Energi hingga Kesehatan
"Kami percaya bahwa setiap kali norma-norma hak asasi manusia dilanggar sejauh ini, hal itu harus diselidiki," lanjutnya.
Rekan-rekan hak asasi manusia kami yang menangani Israel dan Wilayah Palestina yang Diduduki akan terus mengejar semua tuduhan ini, tambahnya.
Diketahui, setelah terungkapnya pelecehan seksual tersebut, lembaga-lembaga Israel mengambil tindakan untuk mencegah organisasi internasional termasuk Palang Merah memasuki fasilitas tersebut.