Airlangga Sebut Malaysia dan Singapura Jiplak Kebijakan KEK Jokowi

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Malaysia dan Siangapura kini menjiplak kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia, saking suksesnya menarik investasi masuk dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Airlangga bilang, kebijakan KEK pada kawasan industri Indonesia baru ada saat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia bilang tidak ada kebijakan seperti ini di pemerintahan sebelumnya.

“Kami sampaikan juga kawasan ekonomi khusus berhasil menarik investasi dan negara tetangga melirik mau meng-copy kebijakan Bapak Presiden ini. Baru ditandatangani perjanjian antara Perdana Menteri Lawrance Wong dan Anwar Ibrahim. Semua hanya untuk compete dengan kita,” katanya dikutip dari YouTube Sektetariat Presiden, Rabu, 7 Agustus.

Saat ini, kata Airlanga, Indonesia sudah memiliki 22 KEK yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Dia juga bilang hingga semester I-2024, investasinya telah mencapai Rp205,2 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 132.277 orang.

“Dari KEK tersebut, ada 12 KEK industri termasuk KEK Kendal,” tuturnya.

Airlangga mengungkapkan sudah ada 105 pelaku industri yang masuk ke KEK Kendal dengan total investasi mencapai Rp55 triliun per tahun.

“Dengan kehadiran KEK Kendal ini kontribusi ke pertumbuhan di kendal 42 persen, dan perkapita income di Kendal sudah 52 juta per tahun, dengan pertumbuhan 8 persen,” jelasnya.

Bahkan, Airlangga bilang Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang digadang-gadang menjadi kawasan industri terbesar di Jawa Tengah akan menjadi KEK.

“Dan kemarin arahan Presiden bahwa Batang kita akan buat KEK juga,” ucapnya.

Kredibilitas jadi Dasar Kepercayaan Investor

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki pesaing, karena Malaysia dan Singapura sedang mengembangkan special economic zone (SEZs), atau kawasan ekonomi khusus (KEK) di Johor, Malaysia Selatan.

“Kita akan memiliki pesaing dalam pengembangan KEK dari Johor dan Singapura yang pada awal tahun ini akan ditandatangani koridor special economic zone. Di mana Johor akan menjadikan lahan dan sumber daya energi yang kompetitif, di mana Singapur mendukung dengan kualitas SDM yang tinggi,” katanya dikutip dari YouTube Sektetariat Presiden, Rabu, 7 Agustus.

Luhut mengaku tidak takut bersaing dengan kedua negera tersebut. Dia bilang Indonesia siap berkompetisi dengan Malaysia dan Singapura sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Bapak Presiden selalu mengatakan kita kompetitif, kita harus kompetisi, kami tidak takut bersaing dengan mereka. Karena kita juga memiliki modal dan kekuatan yang baik serta kredibilitas kepercayaan yang selama ini sudah kita bangun,” ucapnya.

Dengan persaingan yang ketat, sambung Luhut, kredibilitas punya peran yang sentral. Dia bilang Indonesia tidak bisa bersaing untuk mendatangkan investor jika hanya mengandalkan insentif.

“Kredibilitas ini sangat penting, karena ini akan menjadi dasar kepercayaan bagi investor. Kita tidak dapat bersaing lagi dengan negara-negara tetangga hanya sekadar mengandalkan insentif,” katanya.

“Tidak hanya insentif, tetapi kredibilitas dan kepercayaan menjadi faktor kunci yang harus kita pertahankan,” sambung dia.