Studi Ciena: Pentingnya Pemanfaatan AI bagi Penyedia Layanan Komunikasi di Indonesia
JAKARTA – Studi global Ciena yang dirilis pada Mei lalu mengungkapkan bahwa 65 persen penyedia layanan komunikasi di Indonesia yakin dengan kemampuan Kecerdasan Buatan (AI) dalam mengoptimalkan jaringan.
Peningkatan efisiensi operasional jaringan dipercaya dapat mencapai 40 persen atau bahkan lebih. Hal ini sangat mungkin terjadi karena AI dapat membantu penyedia layanan dalam mengelola hingga mengkonsolidasi kumpulan data di database.
Selain itu, AI dapat mendeteksi tren dan anomali di dalam jaringan dengan menganalisis kumpulan data agar keamanan dan ketersediaan jaringan bisa ditingkatkan. AI juga mampu menurunkan latensi, meningkatkan kecepatan transfer data, dan lainnya.
Hal yang paling penting adalah AI mampu mencegah gangguan jaringan. Judi Hartono, Indonesia Country Lead Ciena, menjelaskan bahwa AI dapat mendeteksi jaringan untuk memprediksi berbagai masalah yang mungkin muncul di masa depan.
"AI dapat mendeteksi pola (jaringan) secara regular untuk memprediksi potensi masalah sebelum masalah tersebut muncul dan mengidentifikasi serta menerapkan solusi secara proaktif, sehingga dapat mencegah gangguan," kata Judi kepada VOI.
Dalam mencegah gangguan jaringan, AI akan mengelola kompleksitas jaringan dengan respons yang cepat, mengatasi pemadaman jaringan dengan pendeteksian secara berkala, dan memaksimalkan sumber daya yang tersedia.
Baca juga:
- Beralih ke Layanan Streaming, NASA Television di Saluran Televisi Kabel Akan Ditutup
- SpaceX Tetap Luncurkan Misi Crew-9 NASA pada Agustus
- Survei Binance: Warga Amerika Latin Sebut Kripto Sebagai Aset Investasi Jangka Panjang
- Bocoran Samsung Galaxy S25 Ultra, Tidak Ada Peningkatan Baterai Meski Desain Lebih Ramping
Selama menggunakan AI, keamanan data pelanggan harus diperhatikan dengan sangat baik. Judi mengatakan bahwa algoritma AI dan Machine Learning (ML) bisa mendeteksi potensi pelanggaran keamanan, memprediksi masalah sebelum terjadi, dan mencari penyebab masalah.
Dengan kata lain, AI tidak meningkatkan risiko keamanan, tetapi mengurangi masalah keamanan. Namun, sistem AI juga harus dirancang dengan keamanan berlapis seperti, "penerapan enkripsi, kontrol akses, dan audit rutin untuk menjaga data pelanggan."
Meski penggunaan AI dapat mempermudah alur kerja dan meningkatkan efisiensi jaringan, implementasi AI tidak semudah yang dibayangkan. Indonesia memiliki potensi besar dalam memajukan AI, tetapi penyedia layanan harus memiliki kapasitas jaringan yang sesuai.
"Ada faktor penentu keberhasilan yang harus disiapkan dan kapasitas jaringan untuk menangani permintaan dan pola penggunaan bandwidth yang baru di era AI," ujar Judi. "Mengelola kebutuhan komunikasi ... bukan hanya tanggung jawab dari penyedia jaringan. Seluruh ekosistem telekomunikasi perlu berkolaborasi."