Deddy Corbuzier: 2007 Melawan Grand Master sebagai Pemain, 2021 'Membandari' Pertandingan Catur
JAKARTA - Dewa Kipas menyerah 0-3 dalam pertandingan catur melawan Grand Master, Irene Sukandar. Sosok Deddy Corbuzier patut disoroti. Soal bagaimana kejeliannya memanfaatkan keramaian ini untuk YouTubenya. Dan soal catur, pertandingan Dewa Kipas dengan Irene mengingatkan kita pada pertandingan Deddy melawan Grand Master, Utut Adianto. Tahun 2007, Deddy jadi pemain. Di 2021, Deddy 'membandari' pertandingan catur.
Dewa Kipas alias Dadang Subur menyerah di ronde ketiga. Dalam pertandingan yang disiarkan di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Senin, 22 Maret, Dadang tampak melakukan sejumlah blunder yang dimanfaatkan Irene untuk mengalahkannya.
Dadang dianggap terlalu defensif sampai gagal mengimbangi permainan Irene yang strategis. Pun Dadang mengakui keunggulan dan kualitas Irene. Usai pertandingan, Irene ataupun Dadang mengantongi uang tunai. Rp200 juta untuk Irene, dan Dadang Rp100 juta.
Hadiah itu dipersembahkan oleh Deddy. Pada Sabtu, 20 Maret, Deddy mengumumkan rencana pertandingan antara Dewa Kipas dan Irene. Kemudian, Senin, 21 Maret, pertandingan itu diumumkan secara resmi di akun Instagramnya, Senin, 21 Maret.
Deddy dalam pengumuman itu menyatakan telah menyiapkan uang Rp150 juta sebagai hadiah untuk kedua pemain. Cara Deddy mengelola pertandingan ini bukan asal-asalan. Deddy bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mensponsori pertandingan ini.
Di antara pihak-pihak itu adalah Indra Kesuma, pengusaha yang juga YouTuber. Iya, total hadiah yang dikantongi Dewa Kipas dan Irene juga terdiri dari hasil sumbangan Indra. Indra menambahkan Rp150 juta dari nominal yang disiapkan Deddy sehingga total hadiah bertambah jadi Rp300 juta.
Keuntungan di YouTube Deddy Corbuzier
Kita bicara uang. Bukan rahasia bawah bantal lagi betapa YouTube adalah sumber cuan paling mengasyikkan hari ini. Dan Deddy istimewa di ranah ini. Kalau kata Koh Ernest Prakasa, "Lihai!"
Bukan cuma Ernest. Warganet lain juga menyoroti kecermatan Deddy. Banyak yang memprediksi, bertanya-tanya, kalau Irene dapat Rp200 juta dan Dewa Kipas kantongi Rp100 juta, berapa keuntungan YouTube Deddy dari pertandingan itu?
Merujuk data situs Social Blade, kanal Deddy Corbuzier mengalami tren positif dalam kurun waktu 10 Maret hingga 22 Maret kemarin, ketika pertandingan Irene dan Dewa Kipas disiarkan. Di hari pertandingan, kanal YouTube Deddy mencatat penambahan 100 ribu subscribers.
Di hari itu kanal YouTube Deddy juga mencatat penambahan jumlah views mencapai 9.499.261, dengan total keuntungan yang diprediksi menyentuh 2.400 dolar AS hingga 38 ribu dolar AS atau setara dengan Rp34.567.800 hingga Rp547.323.500.
Angka di atas hanya estimasi secara algoritma, tentu saja. Penghitungan keuntungan pendapatan dari video YouTube sejatinya ditentukan banyak variabel yang saling terkait. Dan dalam konteks siaran langsung pertandingan catur Irene dan Dewa Kipas, Deddy memasang banyak slot cuan lain, yakni sponsorship. Pendapatan dari sana bisa jauh lebih besar.
Seorang YouTuber ternama, James Beattie pernah mengatakan bahwa iklan YouTube dan sistem monetisasi lewat algoritma YouTube bukanlah pendapatan utama sebuah kanal. Kata dia, lubang itu hanya menyumbang tiga persen. Yang paling besar adalah endorsement, affiliate marketing dan brand deals. Lihat running teks dan banner-banner yang melatarbelakangi pertandigan Irene dan Dewa Kipas di YouTube Deddy?
Maka, jadi sulit menghitung keuntungan pasti dari satu video pertandingan Irene dan Dewa Kipas di kanal YouTube Deddy. Yang jelas, akun Deddy memang besar. Jumlah uang luar biasa kabir berputar di sana.
Secara umum, ada dua indikator yang bisa digunakan untuk melihat seberapa besar pendapatan sebuah kanal YouTube: CPM (Cost Per Mile) dan CPC (Cost Per Click). Dua indikator itu baru bekerja dengan dua syarat.
Syarat pertama adalah pertumbuhan jumlah subscriber minimal seribu dalam waktu satu tahun. Kedua, konten video kanal tersebut harus ditonton minimal empat ribu jam oleh semua viewers dalam kurun waktu yang sama.
CPM adalah uang yang didapatkan sebuah kanal YouTube di setiap seribu penayangan iklan di seluruh video. Nilai CPM di Indonesia adalah Rp7000 per seribu tayangan iklan. Sementara itu, CPC adalah nominal yang didapat sebuah kanal dari setiap klik iklan yang tayang di dalam konten video. Nominal CPC sendiri berkisar antara Rp5.000 hingga Rp12.000.
Masih menurut Social Blade, kanal Deddy Corbuzier telah memiliki 13,9 juta subscribers, dengan total views mencapai 2.272.245.188. Angka itu didapat dari 810 video yang diunggah sejak kanalnya dibuat pada 8 Desember 2009. Dengan capaian tersebut, kanal YouTube Deddy Corbuzier terklasifikasi sebagai kanal Grade A-.
Social Blade mencatat estimasi pendapatan bulanan kanal YouTube Deddy Corbuzier berada di kisaran angka 23.200 dolar AS hingga 371.200 dolar AS atau setara Rp334.155.400 hingga Rp5.346.486.400. Sementara, pendapatan tahunan kanal Deddy berkisar di angka 278.400 ribu dolar AS hingga 4,5 juta dolar AS atau setara Rp4.009.864.800 hingga Rp64.814.625.000. Semua angka dikonversi berdasar kurs Rp14.403,25 per 1 dolar AS yang berlaku hari ini.
Deddy melawan Grand Master Utut Adianto
Bukan judi. Namun Deddy berhasil jadi bandar alias penyelenggara pertandingan catur yang sukses untuk Irene dan Dewa Kipas. Beberapa tahun lalu, Deddy pernah ada di posisi Dewa Kipas. Saat itu, tahun 2007, Deddy duduk di hadapan Grand Master Utut Adianto.
Deddy menantang Utut dalam sebuah pertandingan catur yang digelar di Castia Function Hall, World Trade Center Mangga Dua, Jakarta Utara. Kala itu Utut mendadak mundur. Utut merasa konsentrasinya terganggu karena Deddy terus memelotinya di sepanjang pertandingan.
Utut protes karena dalam catur, perilaku yang ditunjukkan Deddy tak etis. Kala itu Utut langsung meminta wasit, Sebastian Simanjuntak dari Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) menghentikan pertandingan.
Dilansir Liputan6, keadaan bahkan sempat memanas ketika Deddy dan Utut berselisih pendapat. Namun segala terkendali pada akhirnya. Pertandingan antara Deddy dan Utut pun kembali digelar dua tahun berselang.
Usai pertandingan, Utut memuji Deddy yang mampu memprediksi posisi terakhir dari bidak catur yang ada di hadapannya. "Kalau dari segi catur, jelas (Deddy) bukan tantangan saya. Tapi bagaimana saya tidak terpengaruh oleh dia. Gitu aja!" ungkap Utut, ditulis Kompas.
"Mungkin ada yang bilang rekayasa, justru itu orang yang enggak ngerti catur. Susah itu, nebak posisinya sama persis. Saya juga enggak ngerti, dia bisa sampai segitu jauh," Utut.
*Baca informasi lain soal MEDIA SOSIAL atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Tak Ada Alasan Masuk Akal Impor Beras Kecuali Penuhi Nafsu Pemburu Rente
- Peraturan dan Strategi Bermain Catur: Mengenal Bidak dan Cara Memanfaatkannya
- Dilema Kita: Pakai Sumur Bor Jakarta Tenggelam, Tak Pakai Sumur Bor Tak Punya Air Bersih
- Bulu Tangkis Alias Badminton: Sejarah Ditemukan, Masuk ke Indonesia hingga Aturannya