Mengenal 4 Komponen Citra Tubuh Positif agar Menerima Diri Sendiri Apa Adanya

YOGYAKARTA – Tak sedikit orang mengalami stres karena menjalani diet ketat untuk membuat tubuh langsing dan dipuji orang banyak. Tetapi sesungguhnya, menerima diri sendiri atau membangun citra tubuh positif perlu dipahami caranya. Menurut psikolog klinis Monica Johnson, Psy,D., tekanan sosial sangat besar saat seseorang mulai membangun citra tubuh positif. Misalnya, seseorang menghindari memakai crop top untuk menutupi lekukan perut supaya tidak diejek.

Meskipun ada banyak alasan memiliki citra tubuh negatif, tetapi justru membelenggu pandangan bahwa orang tersebut memiliki tubuh yang buruk. Dengan belenggu tersebut, seseorang berjuang untuk mengambil tindakan yang sesungguhnya tidak sesuai dengan diri. Atau disebut tidak menerima diri sendiri apa adanya. Itulah kenapa, penting sekali memahami komponen citra tubuh berikut ini guna membangun citra positif yang pada akhirnya menerima diri sendiri apa adanya.

1. Persepsi

Citra tubuh mencakup persepsi, keyakinan, perasaan, pikiran, dan tindakan yang berhubungan dengan penampilan fisik. Komponen pertama, persepsi atau bersifat perseptual, berkaitan dengan cara Anda melihat diri sendiri. Termasuk juga cara Anda memvisualkan tubuh tidak selalu merupakan representasi yang benar dari penampilan yang sebenarnya.

Ilustrasi komponen citra tubuh positif agar menerima diri sendiri apa adanya (Freepik/benzoix)

Persepsi bukan mengacu pada kebenaran objektif. Misalnya, seseorang menganggap dirinya kelebihan berat badan dan gemuk padahal sebenarnya sangat kurus. Atau mungkin Anda memiliki tahi lalat di hidung sehingga membangun persepsi diri jelek.

Persepsi adalah hal yang rumit. Jika ingin persepsi Anda sesuai kenyataan, pertama kali harus membangun kesadaran. Hindari pernyataan menghakimi, tetapi merangkul dan mengakui tubuh sebagaimana adanya.

2. Afektif

Perasaan yang hadir akibat ketidakpuasan atau kepuasan yang dialami terkait penampilan, adalah citra tubuh afektif. Ini semua berkaitan dengan semua hal yang Anda suka dan tidak sukai tentang penampilan Anda. Tentu saja, afeksi dipengaruhi hal-hal di sekitar. Seperti siapa yang dilihat di televisi, film, majalah, apa yang tren di sosial media, dan lainnya. Maka penting sekali membuat keputusan sadar akan apa yang dilihat, informasi yang diserap, serta pengaruhnya terhadap diri sendiri baik positif maupun negatif.

Pesan Johnson dilansir Psychology Today, Selasa, 30 Juli, jika Anda membandingkan tubuh Anda dengan orang lain, temukan perbandingan yang membuat Anda bisa diterima, bukan dikucilkan. Ini akan membantu Anda meningkatkan citra tubuh positif dari waktu ke waktu.

3. Kognitif

Kognitif adalah pikiran dan keyakinan yang Anda pegang tentang tubuh Anda. Anda mungkin seseorang yang berpikir perlu membangun otot dada dan lengan sehingga merasa akan lebih baik tentang diri sendiri. Atau berpikir berusia 30-an tahun dan kesal dengan kerutan wajah serta flek. Ini menandai bahwa jika Anda tidak menyukai diri sendiri, maka Anda akan mengubah tujuan Anda. Pesan Johnson, penting menetapkan tujuan positif dan fokus pada kesehatan daripada memakai standar yang tidak realistis.

4. Perilaku

Perilaku adalah tindakan yang diambil terkait dengan citra tubuh. Ketika Anda tidak menyukai penapilan Anda, mungkin akan berperilaku merusak. Seperti berolahraga berlebihan, diet ketat, hingga mengisolasi diri dari lingkungan sosial karena merasa malu.

Kiat dari Johnson, selain mempertimbangkan persepsi, afektif, dan kognitif, penting fokus pada fungsi tubuh dalam membangun citra diri positif. Misalnya, berolahragalah untuk mendapatkan tubuh lebih bugar dan sehat. Ambillah rute yang paling mungkin bisa Anda tempuh. Makan dengan pola dan menu yang sehat. Mendapatkan istirahat cukup dan berwelas asih pada diri sendiri untuk lebih menerima diri sendiri apa adanya.