Kabar Baik di Hari Kartini 21 April Nanti, Bintan Dibuka untuk Wisatawan Singapura
JAKARTA - Perbatasan Indonesia-Singapura akan dibuka terbatas. Angin segar untuk sektor pariwisata itu bakal dihembuskan oleh pemerintah yang memang sudah menyusun langkah seribu untuk membuka perbatasan secara terbatas dengan koridor perjalanan aman menggunakan "travel bubble".
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan, pembukaan perbatasan secara terbatas dengan koridor perjalanan aman dimulai pada perayaan Hari Kartini.
"Tanggal 21 April 2021," kata Sandiaga, dikutip dari Antara, Selasa 23 Maret.
Sandi menyatakan, ada dua lokasi yang direncanakan sebagai "gelembung" dalam koridor perjalanan aman di Kepri, yaitu Nongsa di Kota Batam dan Lagoi di Kabupaten Bintan.
Keduanya merupakan kawasan wisata eksklusif yang lokasinya relatif jauh dari pemukiman masyarakat, sehingga dirasa lebih memungkinkan.
Pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno itu bagai nyanyian merdu bagi pelaku usaha Kepri yang nyaris "mati" akibat penutupan perbatasan, buah pandemi COVID-19.
Tapi tentu, nyanyian itu tidak boleh melenakan. Destinasi wisata Kepri yang ditunjuk harus berbenah menyiapkan diri. Jangan sampai kebijakan itu menjadi bumerang bagi kesehatan warga dua negara bertetangga.
Sandi mengingatkan, agar pelaku usaha tidak terjebak dengan euforia berlebihan. Jangan sampai kebijakan itu justru meningkatkan angka penularam COVID-19.
Lagoi
Grup General Manager PT Bintan Resort Cakrawala yang mengelola Bintan Resor Lagoi, Abdul Wahab menegaskan pihaknya akan memastikan protokol kesehatan ditegakkan di Kawasan Lagoi.
Dalam paparannya kepada Menteri Sandiaga di Batam, Sabtu 20 Maret, Wahab menjabarkan, Economic Development Board (EDB) Singapura yakin Bintan Resort memiliki kesempatan menjalankan konsep "safe travel bubble" dengan Singapura.
EDB menilai seluruh protokol dan fasilitas pendukung "safe travel bubble" di Bintan Resort memenuhi syarat sehingga menjadi destinasi wisata yang paling siap dibuka di dalam wilayah Indonesia.
"Bintan Resorts berharap pemerintah Indonesia sebagai regulator dapat membantu melakukan komunikasi dengan pemerintah Singapura untuk implementasi 'safe travel bubble'," kata dia.
Pihaknya telah melakukan berbagai persiapan, di antaranya melengkapi kawasan dengan laboraturium, lengkap dengan alat tes PCR sendiri.
Bahkan, pihaknya memilih bekerja sama dengan pihak yang berkolaborasi dengan Singapura, demi meyakinkan bahwa laboratorium di Bintan Resorts akurat.
Bintan Resorts juga telah membeli delapan unit GeNose C19, sebagai pelengkap penggunaan PCR bagi pelancong dan pekerja di kawasan pariwisata.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan harapannya, agar pemerintah Indonesia dan Singapura menyepakati cukup dua kali pemeriksaan PCR, yaitu di Singapura sebelum kedatangan ke Bintan dengan masa berlaku 72 jam dan di Bintan Resorts sebelum kembali ke Singapura.
Pemeriksaan itu penting, demi meyakinkan bahwa seluruh pelancong dari Singapura bebas Virus Corona saat akan berkunjung, dan kembali ke Singapura juga dalam kondisi sehat, tidak terpapar COVID-19.
"Namun pengunjung wajib melakukan tes GeNose bagai pegganti tes PCR ketika tiba di pelabuhan," kata dia.
Tes untuk pelancong dari jalur darat
Selain pemeriksaan untuk pengunjung yang masuk jalur laut, GeNose juga dilakukan sebagai alat tes bagi pelancong yang datang dari jalan darat, juga untuk pekerja.
Rencananya, dari delapan GeNose C19, tiga di antaranya diletakkan di pintu darat, tiga di pintu laut dan sisanya untuk kebutuhan pekerja.
Baca juga:
- Jokowi: Pariwisata Bali Bisa Bangkit jika Vaksinasi di Pulau Dewata Berjalan Setiap Hari
- Pengusaha Hotel Ingin Sandiaga Uno Bantu Penundaan Bayar Utang, Hariyadi Sukamdani: Mas Menteri, Tolong Dibantu
- Dorong Pemulihan Sektor Pariwisata, Sandiaga Uno Perkuat Pesona Desa Wisata
- Kabar Gembira, Pemerintah Bakal Keluarkan Diskon Paket Wisata untuk Tenaga Kesehatan
Tidak hanya pemeriksaan kesehatan yang ketat, pihaknya juga melakukan tracking dan tracing COVID-19 kepada pekerja dan pelancong di sana.
Setiap pekerja yang bertugas dilengkapi alat "blue pass" sebagai pelacak kemungkinan paparan Virus Corona. Alat yang dikembangkang tim BNPB itu dapat memetakan kontak erat setiap pemakainya.
Dengan alat itu, apabila kedapatan seseorang yang positif COVID-19, maka langsung dapat ditelusuri pihak-pihak yang melakukan kontar erat dalam jarak kurang dari dua meter dan dalam waktu lebih dari 15 menit.
Selain itu, sesampainya di terminal verry di Bintan, pelancong juga akan dilengkapi dengan QR Code. Dengan aplikasi itu, maka petugas dapat mendeteksi keberadaan turis.
"Menggunakan HP pakai QR Code jadi bisa mendeteksi tamu ke mana," kata dia.
Alat itu demi memastikan pelancong hanya akan menghabiskan waktu di kawasan. Sesuai dengan kesepakatan perjalanan gelembung yang aman (safe travel bubble).
Sementara itu, untuk memenuhi aturan jaga jarak, dari seluruh resor dan hotel yang ada di kawasan, pihaknya akan membuka empat saja.
"Itu ada 900 kamar kami dibenarkan membuka 50 persen. Tapi kami membuka 25 persen dari semua," kata dia.
Nongsa
Sama dengan Lagoi, kawasan wisata di Nongsa, Nongsa Sensation juga bersiap untuk menyambut pembukaan kembali perbatasan secara terbatas.
Perwakilan dari Nongsa Sensation, Andi Fong, menyatakan di kawasan itu terdapat empat resor dan tiga lapangan golf yang diharapkan bisa segera dibuka untuk wisman.
Angka kunjungan wiswan ke Batam, kata dia, merupakan yang kedua tertinggi di Indonesia. Dan di antara kawasan wisata di kota kepulauan itu, menurut dia, yang paling aktif adalah Nongsa.
"Karenanya kami mohon jangan dilupakan. Semua protokol kesehatan kami laksanakan," kata dia.
Sebagai tahap awal mendukung pembukaan perbatasan secara terbatas, ribuan pekerja pariwisata di Nongsa menjalani vaksinasi COVID-19.