Eksklusif Indah Permatasari Sukses Jaga Profesionalisme Ibu Bekerja sebagai Aktor

JAKARTA - Selebritas Indah Permatasari kembali melakoni peran di film horor garapan rumah produksi Rapi Films sebagai salah satu pemeran utamanya berjudul Sakaratul Maut. Di film ini sendiri Indah akan berperan sebagai Retno yang merupakan adik dari Della Dartyan yang bermain sebagai Wati.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan VOI, Indah Permatasari mencoba menceritakan sedikit terkait karakter Retno ini. Ia menyampaikan kalau Retno merupakan sosok wanita yang berusaha menjadi payung untuk membahagiakan orang lain dan mengikuti keinginan keluarganya.

“Karakter Retno di film Sakaratul Maut di sini dia tuh anak kedua ya. Karakter anak kedua tuh biasanya tidak terlalu banyak mau kali ya. Jadi berusaha untuk menyenangkan semua orang aja. Di sini dia berusaha menyenangkan orang tuanya, mengikuti arahannya. Di sini juga Retno berusaha untuk mengikuti aja gitu kemauan kakaknya gitu,” kata Indah Permatasari di kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Juli.

“Tapi berusaha untuk kayak ngasih tahu ada beberapa hal yang kayaknya kemauan Mbak Wati itu tidak tepat gitu. Kayaknya juga Retno di sini kayak berusaha untuk menjadi payung untuk semua orang aja sih gitu,” tambahnya.

Indah Permatasari (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Kembali bermain dalam film horor, bagi Indah Permatasari, film Sakaratul Maut ini memberikan pengalaman yang berbeda dari film horor-horor yang pernah ia bintangi sebelumnya. Di mana salah satu adegan yang paling menguras tenaga ialah ketika melakukan adegan menjedotkan kepalanya sendiri ke pintu.

Indah menceritakan kalau pada saat melakukan adegan itu ia tidak menggunakan pemeran pengganti alias ia lakukan sendiri meski dalam pengambilan gambarnya membutuhkan waktu hingga 4 hari lamanya.

“Itu menurut aku adalah salah satu part scene gore-nya Retno gitu ya. Tapi aku enggak tahu itu antara kejadiannya seperti apa. Kalian harus nonton di 1 Agustus nanti di Bioskop. Karena itu scene capek banget. Dan di situ enggak ada body double ya. Nggak ada body double gitu. Jadi aku sendiri yang ngelakuin itu dengan pastinya safety-nya dipikirin. Terus itu satu scene, sekuensinya panjang banget. Itu bisa dilakukan shoot-nya 3-4 harian,” cerita Indah Permatasari.

Indah Permatasari (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Jadi menurut aku, film Sakaratul Maut ini beda banget dari horror-horror lainnya. Karena di sini kita semua serius banget untuk melakukan itu. Dan syukurnya juga produser kita memberikan waktu panjang. Itu artinya Pak Sunil juga pastinya punya keinginan yang baik untuk di Sakaratul Maut,” ucapnya.

Selain itu, menjadi karakter yang cukup dominan di dalam film ini di mana peran Retno yang harus menjalankan misi mencari kesembuhan untuk sang ayah ini membuat Indah harus memainkan ememi yang naik turun di setiap adegannya. Baginya ini bukan sebuah perkara mudah untuk dilakukan.

Oleh karena itu, Indah mengaku proses proses syuting itu mencoba memaksimalkan emosi yang diminta dengan menandai skenario yang diberikan padanya sebagai petunjuk untuk mengarahkan emosi yang harus ditampilkan.

“Ya di sini kan memang misi utama aku tuh bagaimana caranya Bapak itu bisa meninggal dengan tenang. Karena beberapa kali atau misalnya pas dia lagi koma itu kan kita dihantui ya. Diteror. Kita nggak tau itu apa. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu alasan itu. Kemudian kan dalam proses pencarian itu ya banyak perasaan yang harus aku terima gitu,” tuturnya.

“Ketika ngomong ke Mbak Wati, ketika ngomong ke Ibu Tiri, ketika ngomong sama Bapak ketika dia sedang sekarat. Dan akunya juga diteror itu kan pasti banyak sekali skala-skala perasaan yang akan dikeluarkan gitu. Tapi pastinya aku selalu note sih biasanya di script aku tuh aku selalu tandai kalau misalnya di part ini sedihnya segini, mood nya seperti ini. Terus kalau misalnya di scene gore-nya itu enaknya perasaannya seperti apa. Biasanya sih aku kasih tanda-tandai aja sih kayak gitu,” jelasnya.

Bahagia Jalani Peran Ibu dan Aktor

Indah Permatasari (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Indah Permatasari dan suaminya, Arie Kriting sedang menikmati peran baru mereka sebagai seorang orang tua dari putra pertama mereka, Naka. Berbeda dengan aktor lainnya yang memilih untuk vakum berkarya setelah melahirkan demi melihat pertumbuhannya di usia emas, Indah Permatasari memilih untuk tetap bekerja sebagai seorang aktor.

Oleh karena itu, Indah mengaku bahwa ini bukan menjadi sebuah perkara yang mudah baginya untuk menjalankan dua profesi sekaligus yaitu sebagai ibu dan juga aktor. Bagi Indah ia seakan bekerja dua kali karena menjalankan profesi tersebut.

“Lumayan kerja dua kali ya bisa dibilang. Karena pada akhirnya ketika keluar dari rumah untuk bekerja, title-nya bekerja gitu. Tapi balik ke rumah kita tetap bekerja sebagai ibu gitu, tetap ngurusin anak. Karena bagaimanapun sebagai pengalaman aku ketika aku kerja dan kembali ke rumah, anak itu tetap nyariin kita,” cerita Indah Permatasari.

Indah Permatasari (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Jadi mau nggak mau aku nggak bisa lepas tanggung jawab itu. Jadi sebenarnya itu konsekuensi kali ya karena aku juga mengambil pilihan itu walaupun sudah punya anak dan berkeluarga tapi aku tetap ingin melanjutkan cita-cita dan kesukaan aku,” imbuhnya.

Tak hanya itu, hal yang paling ia rasakan ketika menjalani dua profesi sekaligus ialah di waktu istirahat. Pada awalnya Indah harus beradaptasi lebih sungguh untuk bisa menyesuaikan diri karena merasa seakan tidak ada hari libur untuknya. Hal ini yang akhirnya membuat Indah Permatasari harus pintar-pintar dalam membagi waktunya agar tetap bisa mengurus anak dan juga berakting.

“Sulitnya sebenarnya masalah istirahat aja sih. Karena kan bagaimanapun kerjanya tuh 24 jam kan, kayak nggak ada liburnya gitu untuk kita. Kalau mungkin suami gitu dia pulang itu bisa santai karena bisa jadi anak nggak terlalu nyari bapaknya kan. Ya paling istirahat aja sih yang paling berasa gitu kayak nggak ada liburnya. Tapi selebihnya aku jalani dengan senang hati,” ucapnya.

“Kayak misalnya kemarin aku syuting pertama kali aku bawa Naka itu syuting waktu aku series. Itu dia masih bayi dan sampai dia mulai MPASI. MPASI itu kan aku nggak bisa lepaskan ke orang lain. Jadi aku harus yang membuatnya sendiri. Kayak misalnya aku bangunnya tuh jam 5 pagi. Bikin MPASI dulu, habis itu pergi lokasi, malamnya harus mempersiapkan kebutuhan buat besoknya,” bebernya.

Indah Permatasari (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI

Lebih lanjut Indah mengaku bahwa memiliki anak secara tidak langsung juga berpengaruh kepada karirnya di dunia akting. Salah satunya terkait waktu syuting yang harus ia jalani. Ia mengaku bahwa sebelum memiliki anak masih merasa bebas sehingga tidak harus banyak pertimbangan, sedangkan setelah punya anak ia harus memikirkan sang anak untuk menentukan jadwal syuting.

“Oh iya kalau sekarang sih perubahannya banyak kali ya. Salah satunya kayak pertimbangan gitu. Misalnya syuting di luar kota dulu sebelum punya anak kayak oh gas-gas aja lah. Karena kan cuma bawa diri sendiri gitu. Sekarang kalau udah punya anak pertimbangannya banyak. Kalau keluar kota berapa lama? Terus bayinya gimana kalau ditinggalin? Makannya gimana dan lain sebagainya gitu. Jadi sekarang tuh kalau pekerjaan di luar kota mikirnya banyak banget gitu. Jadi itu sih sebenarnya salah satu yang berasa banget kalau udah punya anak,” tuturnya.

Untungnya, Indah mengaku bersyukur dengan kehadiran sang suami yang mendukung karir dan juga dalam hal mengurus anak sehingga ia bisa membagi beban tersebut dengan suami dan menjalankan cita-cita dan perannya sebagai ibu dengan seimbang.

“Ya alhamdulillahnya sih aku punya suami sangat-sangat super duper supportive banget. Dari awal karirku kita sudah diskusi misalnya kita menikah boleh nggak kita masih bisa kerja dan lain-lain. Dia memperbolehkan selagi aku masih sanggup gitu,” ujar Indah Permatasari.

“Dan ketika setelah melahirkan pun juga aku nanya lagi. Ketika ada pekerjaan kayak gini-gini aku boleh nggak? Dan dia memperbolehkan dan dia support banget. Kalau misalnya kamu kerja yaudah kita lah yang di rumah untuk menjagain baby. Jadi aku sih bersyukur banget ya. Selain suami juga saudara-saudara ipar-ipar juga sangat-sangat super duper membantu,” tutupnya.

>