Menanti Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Berpotensi Melemah Ditengah Ketidakpastian Global

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 26 Juli 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 25 Juli 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,27 persen di level Rp16.268 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,22 persen ke level harga Rp16.250 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelaku pasar yang masih menantikan petunjuk lebih lanjut dari data-data penting AS yang akan dirilis yaitu data PDB AS kuartal II 2024, data indikator inflasi dan pertemuan The Fed akhir pekan ini.

"Meskipun hanya sedikit orang yang memperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan ini, ada peluang bagus bahwa pesan The Fed untuk melakukan pivot pada bulan September akan menjadi lebih kuat, mengingat penurunan inflasi selama berbulan-bulan dan pertumbuhan yang lebih lambat," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 26 Juli.

Dari sisi internal, Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming perlu berhati-hati karena harus menghadapi utang jatuh tempo yang diwariskan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan atau hingga 2029 yang tembus Rp3.748,2 triliun dan pemerintahan baru memiliki janji yang luar biasa banyak.

Profil jatuh tempo utang pemerintah yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) mencapai total Rp3.245,3 triliun untuk periode 2025 hingga 2029. Sementara jatuh tempo pinjaman pada periode yang sama akan mencapai Rp502,9 triliun. Secara total, maka mencapai Rp3.748,2 triliun.

Ibrahim menyampaikan, pemerintah selanjutnya harus lebih berhati-hati, karena ketika pemerintah berutang untuk menutup defisit, ada imbal hasil atau bunga yang perlu dibayar. Nominal di atas pun belum termasuk pembayaran bunga utang pemerintah.

Kondisi utang pemerintah saat ini memang masih di bawah ketentuan dalam UU No. 17/2023 tentang Keuangan Negara menetapkan batas aman rasio utang pemerintah sebesar 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan defisit maksimal 3 persen dari PDB.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun hingga akhir Mei 2024. Dengan jumlah utang tersebut, rasio utang pemerintah per akhir Mei 2024 tercatat mencapai 38,71 persen terhadap PDB.

Kondisi tersebut berada dalam posisi yang tidak aman bila mengacu pada standar Dana Moneter Internasional (IMF) yang menetapkan perbandingan utang pemerintah dengan pendapatan berada di rentang 90 persen hingga 150 persen.

"Nyatanya, rasio utang pemerintah terhadap pendapatan telah mencapai 300 persen per 31 Mei 2024. Naik dari posisi 292,6 persen pada akhir Desember 2024," ujarnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 26 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.240 - Rp16.300 per dolar AS.