Joe Biden Mundur dari Pemilihan Presiden AS, Rupiah Berpotensi Melemah di Tengah Ketidakpastian Global

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 25 Juli 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah hari Rabu, 24 Juli 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,01 persen di level Rp16.215 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,12 persen ke level harga Rp16.224 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback di tengah ketidakpastian yang terus-menerus mengenai pemilihan presiden AS tahun 2024.

"Terutama setelah Joe Biden mundur dari pencalonan dan mendukung Kamala Harris sebagai kandidat dari Partai Demokrat," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 25 Juli.

Adapun ketidakpastian mengenai pemilihan presiden AS juga membebani sentimen terhadap Tiongkok, karena para investor berspekulasi mengenai dampak perubahan dalam pemerintahan AS terhadap sikap Washington terhadap negara tersebut.

Ibrahim menyampaikan, pasar Tiongkok mengalami penurunan yang berkepanjangan dalam beberapa sesi terakhir karena sentimen terhadap negara tersebut memburuk akibat data perekonomian yang mengecewakan, terutama data yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua.

"Hal ini ditambah dengan penurunan suku bunga yang mengecewakan oleh Bank Rakyat, sementara Sidang Pleno Ketiga Partai Komunis Tiongkok juga tidak memberikan banyak petunjuk mengenai langkah-langkah stimulus yang lebih lanjut," tuturnya.

Dari sisi internal, pasar terus memantau kondisi utang pemerintah yang membengkak dan sudah berada dalam posisi tidak aman.

Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan posisi utang pemerintah pada Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun.

Rasio utang pemerintah terhadap pendapatan saat ini sudah mencapai 300 persen. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan posisi 31 Desember 2023 yang sebesar 292,6 persen.

Maksud rasio utang terhadap pendapatan sudah mencapai 300 persen, jadi penerimaan pemerintah dibandingkan dengan pendapatan, sehingga rasio utang pemerintah sudah tiga kali lipat lebih besar daripada penerimaannya.

Sedangkan jika dilihat dari beberapa indikator seperti debt service domestic government revenue yang ditetapkan IMF, posisi utang pemerintah sudah tidak aman.

Namun, bila menggunakan indikator rasio utang pemerintah terhadap PDB, memang posisi utang RI masih aman sebab masih ada di bawah batas aman 60 persen.

Adapun utang pemerintah hingga 31 Mei 2024 telah mencapai Rp8.353,02 triliun.

Secara nominal, posisi utang pemerintah tersebut bertambah Rp14,59 triliun atau meningkat 0,17 persen dibandingkan posisi utang pada akhir April 2024 yang sebesar Rp8.338,43 triliun.

Sementara itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 38,71 persen. Angka ini juga meningkat dari rasio utang terhadap PDB bulan sebelumnya yang sebesar 38,64 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Kamis, 25 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.200 - Rp16.250 per dolar AS.