Tren Produksi Beras Mulai Meningkat, Bapanas Pastikan Bulog Terus Serap Hasil Panen Lokal

JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan Perum Bulog akan terus menyerap hasil panen beras petani lokal seiring dengan tren produksi beras yang mulai meningkat.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, jika mengacu pada Kerangka Sampel Area (KSA) yang disusun Badan Pusat Statistik (BPS), ada tren peningkatan produksi beras dalam negeri, terutama di Agustus dan September.

Terdapat jumlah produksi beras di Agustus dapat mencapai 2,66 juta ton dan di September semakin naik jadi 2,96 juta ton.

Dari angka ini telah menunjukkan adanya tren eskalasi produksi karena pada proyeksi produksi beras di Juni masih berada di angka 2,06 juta ton dan di Juli 2,18 juta ton.

“Kami di Badan Pangan Nasional akan memastikan stok Cadangan Pangan Pemerintah selalu terisi dan ditabung, terutama beras. Kami pastikan Bulog akan terus menyerap beras dari petani dalam negeri dan di sisi lain juga terus mengguyur intervensi ke pasar dan masyarakat supaya kestabilan pangan senantiasa terjaga,” kata Arief dalam keretangan resmi, Selasa, 23 Juli.

Arief mengatakan, posisi jumlah stok beras yang dikelola Perum Bulog masih secured sebanyak 1,5 juta ton.

Di samping itu, ada pula stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 46.900 ton dan yang disimpan sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) sebanyak 7.300 ton.

Selain itu, Arief mengatakan pihaknya juga menjamin agar Nilai Tukar Petani (NTP) tetap terjaga.

NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) terus dijaga pemerintah berada lebih dari 100.

Mengacu pada data BPS, NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat di Februari 2024 yang berada di 120,30 poin.

Di Juni 2024, indeks harga yang diterima petani tanaman pangan, khususnya kelompok padi, mengalami pencapaian signifikan yaitu di 130,74 poin.

“Setelah produksi beras mulai meningkat, kita pastikan gairah petani untuk menanam juga terus meningkat. Satu faktor yang cukup penting adalah kebijakan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kita bersyukur dengan penetapan HPP yang efektif mampu menjaga Nilai Tukar Petani (NTP) dan semangat petani nandur kembali menyala terus,” imbuhnya.