Pesawat Tempur Israel Pecahkan Penghalang Suara di Lebanon, Apa Dampaknya?
JAKARTA - Pesawat-pesawat tempur Israel memecahkan penghalang suara di Beirut dan wilayah lain di Lebanon.
Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan pesawat-pesawat tempur musuh telah menembus penghalang suara di ketinggian rendah di Beirut dan pinggiran kota serta wilayah lain di Lebanon. Di Beirut, warga merasakan dua ledakan, dilansir Reuters, Selasa, 23 Juli.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel.
Konflik antara Hizbullah dan Israel telah terjadi bersamaan dengan perang Gaza selama sembilan bulan. Meskipun sebagian besar konflik hanya terjadi di daerah dekat perbatasan, konflik tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas.
Konflik antara Hizbullah dan Israel adalah yang terburuk sejak kedua negara terlibat perang besar-besaran pada tahun 2006.
Mengapa teknik ini digunakan Israel?
Khalil Helou, pensiunan jenderal tentara Lebanon dan wakil presiden asosiasi Lebanon-Message, berbicara dengan L'Orient-Le Jour tentang taktik ini.
Normalnya, pesawat terbang dengan kecepatan subsonik, yaitu di bawah kecepatan suara, yaitu sekitar 340 m/detik atau lebih dari 1.200 km/jam.
Ketika pesawat mengeluarkan suara, ia memancarkan gelombang yang terakumulasi di sekitarnya. Ketika pilot mempercepat dan melampaui kecepatan suara, ia memecah gelombang ini dengan cara tertentu.
Hal inilah yang menimbulkan suara mirip ledakan. Ledakan ini dapat memecahkan jendela, menjatuhkan benda. Ini seperti embusan angin yang sangat kencang, yang berlangsung kurang dari satu detik.
Atap sebuah bangunan bahkan runtuh pada Minggu di Nabatieh, Lebanon. Biasanya hal ini tidak terjadi. Jika atap ini runtuh, itu karena bangunannya tidak memenuhi standar.
Dipaparkan ada tiga alasan Israel memecahkan penghalang suara.
Pertama, Israel ingin mengingatkan Hizbullah mereka mempunyai supremasi udara di langit Lebanon. Hal ini jelas terjadi, karena hingga saat ini, rudal permukaan-ke-udara Hizbullah belum menghasilkan apa-apa, selain menembak jatuh beberapa drone.
Dampak kedua tentu saja bersifat psikologis. Tujuannya adalah untuk mendemoralisasi para pendukung partai, untuk menakut-nakuti mereka, diulas L'Orient-Le Jour.
Namun ada alasan ketiga, yang lebih teknis dan kurang dikenal: Mendobrak penghalang suara dapat membantu mendeteksi radar musuh.
Baca juga:
Hizbullah memiliki sistem radar yang dapat mendeteksi pesawat atau rudal Israel melalui beberapa cara: panas, pancaran komunikasi, juga suara.
Karena itu, seorang pilot Israel dapat memecahkan penghalang suara untuk memaksa aktivasi radar Hizbullah dan dengan demikian mendeteksi peralatan ini serta komunikasi atau transmisinya.