Pengganti Biden, Kamala Harris, Tidak Punya Aset Digital, Ini Dampaknya Bagi Pasar Kripto!
JAKARTA - Presiden Joe Biden secara resmi menyatakan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden AS tahun 2024. Keputusan ini memicu perubahan dramatis dalam dinamika Partai Demokrat dan membuka pintu bagi kandidat-kandidat baru.
Dikutip dari Bitcoin.com News, Biden, yang telah menjabat sebagai presiden selama empat tahun, mengungkapkan alasan di balik keputusannya: "Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani Anda sebagai seorang presiden. Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin ini demi kepentingan terbaik partai saya dan negara jika saya mundur dan fokus hanya pada memenuhi tugas saya sebagai presiden selama sisa masa jabatan saya."
Dengan keputusan Biden mundur, sorotan beralih pada kandidat potensial dari Partai Demokrat. Wakil Presiden Kamala Harris, yang telah memainkan peran sentral dalam pemerintahan Biden, kini muncul sebagai kandidat terkuat.
Menurut pasar prediksi Polymarket, peluang Harris untuk menjadi calon utama Demokrat meningkat pesat, mencapai 84% pada pukul 14:10 EDT. Namun, perlu dicatat bahwa angka ini dapat berubah seiring waktu.
Selain Harris, beberapa nama lain juga mencuat. Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer, memiliki peluang sebesar 12%. Hillary Clinton dan Michelle Obama masing-masing memiliki peluang 4%, sedangkan Gubernur California, Gavin Newsom, memiliki peluang 3%. Proses pemilihan calon Demokrat akan menjadi sorotan minggu ini, dan partai harus memilih dengan bijaksana untuk menghadapi mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik.
Pandangan Kamala Harris terhadap Kripto
Selama masa jabatannya sebagai Wakil Presiden, Kamala Harris tidak pernah mengungkapkan pandangan kuat, baik mendukung maupun menentang, mengenai mata uang digital, tokenisasi, blockchain, atau NFT. Ini kontras dengan Presiden Joe Biden yang cukup vokal mengenai kripto selama menjabat di Gedung Putih.
Meski belum ada pernyataan resmi, beberapa indikasi bisa memberikan gambaran tentang sikap Harris terhadap kripto jika terpilih sebagai presiden. Sebagai bagian dari administrasi Biden, ada kemungkinan besar Harris akan melanjutkan kebijakan yang sudah ada. Mayoritas pendukung Harris berasal dari kubu Biden, yang bisa memudahkan transisi kebijakan.
Dilansir dari Cointelegraph, berdasarkan pengungkapan finansial Gedung Putih untuk tahun 2023, Harris dan suaminya tidak memiliki aset digital. Hal ini menarik karena, meski terhubung dengan Silicon Valley dan dikenal sebagai salah satu anggota partai Demokrat yang ramah teknologi, Harris tidak menunjukkan minat pada aset digital. Sikapnya yang hati-hati terhadap kecerdasan buatan juga menunjukkan kemungkinan pandangan skeptis terhadap kripto.
Meskipun dianggap kandidat terkuat oleh banyak orang, prediksi pemilu umum di Polymarket menunjukkan bahwa Harris masih tertinggal dari Trump. Dengan peluang kemenangan sebesar 28%, dia harus menghadapi pertarungan sengit untuk merebut kursi kepresidenan. Trump, dengan peluang 66%, tetap menjadi lawan yang kuat.