Pasar Prediksi Inflasi AS Turun, Rupiah Berpotensi Menguat ke Rp16.280

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 11 Juli 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 10 Juli 2024, kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,06 persen di level Rp16.240 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,15 persen ke level harga Rp16.256 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell memicu meningkatnya spekulasi mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga, setelah adanya perlambatan di pasar tenaga kerja dan kemajuan dalam menurunkan inflasi.

Namun, Ketua Fed menegaskan, kembali komitmen bank sentral terhadap target inflasi 2 persen, dan tidak memberikan petunjuk langsung kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya.

Sementara sebagian besar pedagang mempertahankan taruhan mereka pada penurunan suku bunga di bulan September, kesaksian Powell mendorong peningkatan kehati-hatian menjelang data inflasi indeks harga konsumen utama.

"Angka tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi semakin menurun di bulan Juni, meskipun sedikit. Dolar menemukan kekuatan setelah kesaksian Powell " ujarnya dalam keterangannya, dikuip Kamis, 11 Juli.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) melaporkan pada Juni 2024 kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat baik secara tahunan maupun secara bulanan.

Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2024 yang tercatat sebesar 232,8 atau secara tahunan tumbuh 4,4 persen year on year (yoy), meningkat dari 2,1 persen yoy pada April 2024.

Meningkatnya penjualan eceran didorong oleh Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya sebesar 0,8 persen yoy, Subkelompok Sandang 5,6 persen yoy, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 5,1 persen yoy.

Adapun Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi terkontraksi -5,9 persen yoy serta Peralatan Informasi dan Komunikasi -4,3 persen yoy mencatatkan perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi.

Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Juni 2024 diprakirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 2,1 persen month to month (mtm), setelah pada periode sebelumnya terkontraksi 3,5 persen mtm.

Beberapa kelompok tercatat meningkat dan kembali mengalami ekspansi terutama pada Subkelompok Sandang 2,8 persen mtm, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi 7,1 persen mtm, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau 2,7 persen mtm.

Adapun pada triwulan II 2024 kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh. Indeks Penjualan Riil triwulan II 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 1,3 persen yoy, meski tidak tidak setinggi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,6 persen yoy.

Sementara itu, responden memprakirakan penjualan meningkat pada Agustus dan November 2024.

Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Agustus dan November 2024 masing-masing tercatat sebesar 158,8 dan 146,1, lebih tinggi dari 137,2 dan 143,7 pada periode sebelumnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 11 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.190-Rp16.280 per dolar AS.