Review Film Twisters: Drama Tornado yang Padukan Visual dan Drama

JAKARTA - 30 tahun berlalu, sekuel dari film Twister hadir dengan judul Twisters. Perbedaan satu huruf itu ternyata mempengaruhi jalanan cerita yang juga terlihat melalui trailernya.

Film ini disutradarai Lee Isaac Chung yang menjadi perhatian berkat film Minari (2022). Twisters juga menggaet tiga bintang utama yang sedang laris manis di Hollywood, mereka adalah Glen Powell, Daisy Edgar-Jones, serta Anthony Ramos.

Secara premis, mungkin tidak berbanding jauh dari film terdahulunya tapi justru kehadiran Twisters menimbulkan tantangan. Apakah mereka akan membawa sesuatu yang baru dalam film ini?

Twisters mengisahkan Kate Cooper (Daisy Edgar-Jones), analisis badai yang mengalami kejadian trauma beberapa tahun lalu. Ia yang dulu suka pemburu tornado mengalami insiden yang menyebabkan kehilangan teman-temannya sekaligus rekan kerjanya.

Satu hari, Kate dikunjungi Javi (Anthony Ramos), satu-satunya orang dari rombongan pertemanannya yang selamat. Javi yang kini bekerja untuk Storm PAR mengajak Kate untuk memburu tornado dan mendapat data mengingat daerah Oklahoma tempat ibu Kate tinggal sering ‘diserang’ tornado.

>

Kate yang sempat menolak, akhirnya setuju untuk ikut dengan proyek Javi untuk memenuhi rasa kegagalan yang ia alami. Ketika harinya tiba, Kate bertemu dengan Tyler Owens (Glen Powell), seorang kreator konten yang suka menantang badai.

Twisters punya segala peningkatan yang tidak dijumpai di film pertamanya. Dengan latar teknologi yang memadai, proses penangkapan tornado ini terasa lebih jelas.

Kembali lagi, premisnya dipadukan dengan sisi drama yang dimiliki Kate dan Javi. Berkat akting mereka dengan Glen Powell, ketiganya menciptakan chemistry yang baik sehingga penonton menantikan progres hubungan mereka yang terus meningkat.

still Twisters (Universal Pictures)

Efek visual modern yang dihadirkan juga mengimbangi ceritanya. Sorotan adegan yang diambil dari sudut-sudut lain membuat penonton merasakan ketegangan yang dialami para karakter.

Salah satu yang cukup mengganggu adalah latar musiknya yang seringkali diputar hampir seluruhnya, misalnya untuk satu adegan satu lagu, berlanjut ke lagu berikutnya. Namun selebihnya, Twisters ini menjadi film bencana yang sangat enak untuk diikuti.

Karena keseruan tersebut, durasi film hampir dua jam juga tidak terasa membosankan. Baik adegan melawan tornado maupun momen pertengkaran atau konflik kecil menambah keseruan film ini.

Twisters menyajikan visual yang ciamik dengan cerita dan chemistry yang kuat. Dengan rating 13+, film Twisters bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai hari ini, Rabu, 10 Juli.