Pasar Tunggu Penurunan Suku Bunga The Fed, Rupiah Berpotensi Melemah
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 10 Juli 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 9 Juli 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,04 persen di level Rp16.251 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,09 persen ke level harga Rp16.281 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Data yang lemah di pasar tenaga kerja membuat para pedagang bertaruh bahwa Ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan pernyataan dovish selama dua hari kesaksiannya di hadapan Kongres.
"Meskipun Powell baru-baru ini mencatat kemajuan menuju disinflasi, ia juga mengatakan bahwa The Fed masih memerlukan kepercayaan lebih untuk mulai menurunkan suku bunga," ujarnya dalam keterangannya, dikuip Rabu, 10 Juli.
Menurut Ibrahim data utama inflasi indeks harga konsumen juga tersedia, dan kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga The Fed.
Para pedagang saat ini menetapkan peluang sekitar 76 persen untuk penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan September, naik dari 64 persen pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Dari sisi internal, Pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melebar menjadi 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp609,7 triliun pada akhir 2024. Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp522,8 triliun atau setara dengan 2,29 persen dari PDB.
Defisit tersebut dikarenakan belanja negara yang diperkirakan melonjak mencapai sebesar Rp3.412,2 triliun pada akhir 2024, dari pagu awal sebesar Rp3.325,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun pada akhir 2024, naik tipis dari target awal Rp2.802,3 triliun.
Baca juga:
Dengan perkembangan tersebut, pembiayaan anggaran untuk menutup tambahan defisit tersebut diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Oleh karena itu, pemerintah akan menambah utang baru untuk menutup selisih defisit tersebut melalui tambahan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp100 triliun, bukan lewat utang baru. Namun melalui penerbitan surat berharga Negara (SBN) hingga akhir 2024 akan tetap rendah.
Sebelumnya, pemerintah pada tahun 2022 dan 2023 mampu mengumpulkan saldo anggaran lebih (SAL) yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan saat ini, di tengah kondisi suku bunga global yang cenderung tinggi.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 10 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.270 - Rp16.330 per dolar AS.