Hamas Tuding PM Israel Netanyahu Coba Halangi Perundingan Gencatan Senjata

JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menempatkan rintangan di depan perundingan gencatan senjata di tengah perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza.

Kelompok tersebut meminta mediator untuk campur tangan dan menghentikan apa yang disebutnya "manipulasi dan kejahatan" oleh PM Netanyahu, dalam sebuah pernyataan di akun Telegramnya.

Hamas menerima bagian penting dari rencana Amerika Serikat yang bertujuan untuk mengakhiri perang sembilan bulan di Gaza pada Hari Sabtu, mencabut tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian.

"Sementara gerakan Hamas menunjukkan fleksibilitas dan kepositifan untuk memfasilitasi tercapainya kesepakatan guna menghentikan agresi Zionis, Netanyahu menempatkan rintangan tambahan dalam jalannya perundingan saat ia meningkatkan agresi dan kejahatannya terhadap rakyat kami," kata kelompok tersebut, melansir Reuters 9 Juli.

PM Netanyahu mengatakan pada Hari Minggu, setiap kesepakatan gencatan senjata Gaza harus memungkinkan Israel untuk melanjutkan pertempuran hingga tujuannya tercapai.

Pada Hari Senin, tank-tank Israel maju ke jantung Kota Gaza setelah pemboman yang menurut otoritas Gaza telah menewaskan puluhan orang, saat perundingan multi-nasional untuk kesepakatan gencatan senjata semakin intensif.

Diketahui, perang terbaru di Gaza dipicu oleh serangan kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 250 orang lainnya disandera, menurut perhitungan Israel.

Kemarin, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel 7 Oktober telah mencapai 38.193 orang dan 87.903 lainnya luka-luka, dikutip dari WAFA.

Pihak otoritas menambahkan, mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Sementara itu, ambulans dan tim penyelamat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau tersebar di jalan-jalan di daerah kantong Palestina itu.