Rusia Klaim Berhasil Menggagalkan Upaya Pembajak Pesawat Pengebom Strategis Tu-22M3 oleh Ukraina
JAKARTA - Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) memblokir upaya Ukraina untuk mengorganisir pembajakan pesawat pengebom strategis Tu-22M3 Rusia dan menerbangkannya ke Ukraina, kata badan itu pada Hari Senin.
"Intelijen Ukraina bermaksud merekrut seorang pilot militer Rusia dengan imbalan uang dan pemberian kewarganegaraan Italia, untuk membujuknya menerbangkan dan mendaratkan pesawat pembawa rudal di Ukraina," kata FSB, penerus utama KGB di era Soviet, di situs webnya, melansir Reuters 8 Juli.
Reuters tidak dapat memverifikasi rinciannya secara independen. Sementara, Badan Keamanan Ukraina (SBU) tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
Selama operasi tersebut, Rusia menerima informasi yang membantu pasukannya untuk menyerang lapangan terbang Ozerne di barat laut Ukraina, FSB menambahkan dalam pernyataannya.
Waktu pelaksanaan operasi dan dugaan serangan terhadap lapangan terbang Ozerne di Zhytomyr, Ukraina, masih belum jelas.
Baca juga:
- Prihatin Perintah Evakuasi Israel di Khan Younis Gaza, Uni Eropa: Memperburuk Situasi Kemanusiaan
- Presiden Ruto Janji Pangkas Anggaran Kantor Ibu Negara hingga Perjalanan Dinas Usai Kenya Dilanda Protes
- Presiden Erdogan: Turki akan Selalu Mengulurkan Tangan Persahabatan kepada Suriah
- Pidato Pertama Sebagai Perdana Menteri, Starmer Janji Arahkan Inggris ke 'Perairan yang Lebih Tenang'
Adapun wilayah Zhytomyr berada di bawah peringatan serangan udara pada Senin dini hari. Laporan-laporan tidak resmi di media sosial, termasuk di aplikasi pesan Telegram yang banyak digunakan oleh para pejabat dan militer di kedua negara untuk menyebarkan informasi, mengatakan bahwa ada ledakan di Zhytomyr.