Arkeolog Temukan Ruangan Biru di Area Pusat Penggalian Pompeii Italia

JAKARTA - Tim arkeolog berhasil menemukan sebuah ruangan biru yang dihias dengan rumit, ditafsirkan sebagai kuil Romawi kuno yang dikenal dengan sacrarium, selama penggalian baru-baru ini di pusat Kota Pompeii di Italia.

Menteri Kebudayaan Italia Gennaro Sangiuliano yang mengunjungi situs tersebut bulan lalu, menggambarkan kota kuno itu sebagai “peti harta karun yang sebagian masih belum dieksplorasi," dilansir dari CNN 1 Juli.

Warna biru yang ditemukan dalam penemuan baru ini langka, dengan kementerian kebudayaan menggarisbawahi warna tersebut umumnya dikaitkan dengan lingkungan yang sangat penting secara dekoratif.

Analisis mendalam menemukan, ruang tersebut dapat ditafsirkan sebagai sacrarium atau ruang yang didedikasikan untuk kegiatan ritual dan konservasi benda-benda suci.

Dinding ruangan tersebut menampilkan figur-figur perempuan yang dikatakan menggambarkan empat musim dalam setahun, serta alegori pertanian dan penggembalaan.

Penemuan baru ini terjadi di tengah penggalian di area Regio IX di pusat Pompeii, area permukiman yang saat ini menjadi salah satu lokasi penggalian paling aktif untuk temuan-temuan baru.

Penggalian tersebut merupakan bagian dari proyek yang lebih luas untuk mengamankan batas antara area yang digali dan yang tidak digali di taman arkeologi tersebut, yang saat ini memiliki lebih dari 13.000 ruangan yang digali.

Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki struktur area tersebut, menjadikan "perlindungan warisan Pompeii yang luas, lebih efektif dan berkelanjutan," kata kementerian kebudayaan.

Temuan terbaru lainnya di area tersebut meliputi perabotan milik sebuah rumah, peralatan perunggu berisi dua kendi dan dua lampu, bahan bangunan yang digunakan dalam renovasi dan cangkang tiram yang telah dimakan.

Minggu lalu, dilaporkan para arkeolog di Pompeii telah menemukan sketsa anak-anak yang menggambarkan adegan kekerasan gladiator dan pemburu yang bertarung dengan binatang.

Gambar-gambar tersebut, yang diperkirakan dibuat oleh anak-anak berusia antara lima dan tujuh tahun sebelum Gunung Vesuvius meletus pada tahun 79 M, ditemukan di dinding ruang belakang di sektor permukiman taman arkeologi tersebut.

Gambar-gambar tersebut menunjukkan, bahkan anak-anak di zaman dahulu pun mengalami kekerasan yang ekstrem.