Rupiah Akhir Pekan Berpotensi Menguat Didorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 5 Juli diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 4 Juli 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,25 persen di level Rp16.330 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,28 persen ke level harga Rp16.341 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Data ketenagakerjaan ADP yang lebih lemah dari perkiraan dan indeks manajer pembelian yang lemah pada aktivitas non-manufaktur meningkatkan spekulasi terhadap melemahnya perekonomian AS, yang menurut para pedagang akan mendorong The Fed untuk memotong suku bunga lebih cepat.

"Data tenaga kerja yang lemah juga mendorong spekulasi lemahnya data nonfarm payrolls pada hari Jumat. Para pedagang meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan melakukan pemotongan sebesar 25 basis poin pada bulan September," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 5 Juli.

Menurut Ibrahim alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada bulan September hampir 66 persen, naik dari 59 persen yang terlihat sehari lalu.

Namun, risalah pertemuan The Fed pada bulan Juni menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan masih tidak yakin bahwa inflasi telah turun hingga batas dimana penurunan suku bunga dapat dilakukan

Dari sisi internal, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2024 ini diprediksi tidak akan setinggi pada kuartal pertama 2024, hanya akan tumbuh 4,9 persen hingga 5,1 persen. Namun dalam kondiisi saat ini yang serba tak menentu akibat tensi politik yang memanas, angka tersebut sudah cukup bagus.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2024 tumbuh sebesar 5,11 persen year on year (yoy).  Pertumbuhan ekonomi ini meningkat dari kuartal keempat 2023 yang sebesar 5,04 persen yoy, dan juga meningkat dari kuartal pertama 2023 yang sebesar 5,04 persen yoy.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada kuartal pertama 2024 belum tentu terulang pada kuartal-kuartal selanjutnya. Sebab, pada kuartal selanjutnya tidak ada momentum pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan juga Ramadan. Momentum pemilu membuat belanja pemerintah meningkat untuk menunjang kontestasi tersebut.

Di samping itu, belanja pemerintah juga meningkat karena adanya pemberian THR Ramadan bagi ASN, TNI/Polri, PPPK, dan pensiunan, serta ada kenaikan gaji pada awal tahun 2024. Realisasi belanja pemerintah pada kuartal  pertama 2024 tercatat meningkat 18 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu atau sebesar Rp611,9 triliun.

Ibrahim menyampaikan harapan utama yang bisa pemerintah andalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi selanjutnya adalah dengan mengandalkan ekspor komoditas. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia seperti China yang tumbuh membaik mencapai 5,3 persen yoy pada kuartal pertama 2024.

Di samping itu, kinerja ekspor komoditas diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua hingga kuartal ketiga 2024.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Jumat, 5 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.280 - Rp16.400 per dolar AS.