Xiaomi Mi 11 Lebih Gampang Diservis Ketimbang S21 Ultra

JAKARTA - Meskipun pertumbuhannya terbilang lambat, segmen smartphone ultra premium tetap memiliki penggemarnya. Di tengah pilihan yang makin dikit, pengguna biasanya makin selektif ketika membeli perangkat dari kelas tersebut.

Dan di antara beragam faktor penilaian, kemudahaan perbaikan merupakan salah satu yang sering dipertimbangkan. Bagaimanapun, kemudahan inilah yang membuat ponsel Android lebih laku ketimbang kompetitor, yakni iOS atau Symbian.

Berdasarkan uji coba situs iFixit, yang berpengalaman dalam membongkar berbagai smartphone, ditemukan bahwa Xiaomi Mi 11 merupakan satu-satunya smartphone ultra premium yang paling gampang dibenerin.

Situs berisi artikel tutorial memperbaiki smartphone tersebut secara spesifik menyebut bahwa Xiaomi Mi 11 mendapatkan skor 4 dari 10. Artinya, Mi 11 lebih gampang diperbaiki ketimbang Galaxy S21 (yang mendapat skor 3 dari 10).

Namun, di antara seluruh ponsel flagship, smartphone iPhone anyar jadi yang paling gampang. Hasil yang membuat produkan Apple tersebut mengungguli Huawei Mate 40 Pro, ponsel terkini yang memiliki kemampuan kamera terbaik versi DxOMark.

Hasil tersebut membuat iFixit memuji performa Mi 11. Bahkan, menurut penjelasan iFixit, pengguna cuma memerlukan obeng berukuran standar untuk membongkar seluruh komponen penutup.

Tak hanya itu, iFixit juga menyebut bahwa pengguna bisa mengganti sendiri komponen layar dan baterai. Pasalnya, kedua komponen tersebut tidak menempel terlalu rekat. Sehingga mudah dicopot tanpa membahayakan struktur komponen keseluruhan.

Namun, ada beberapa catatan yang wajib diperhatikan pengguna jika ingin membongkar sendiri perangkatnya. Seperti layar berbentuk kurva yang membutuhkan peralatan khusus untuk dicopot dan bagian punggung berbahan kaca sehingga mudah pecah.

“Juga pengguna harus mengganti layar jika pemindai sidik jari in-display rusak,” catat iFixit.

Sebagai tambahan, iFixit merupakan situs bergaya Wiki yang mengajarkan pembaca untuk memperbaiki apapun. Siapa pun, bahkan yang tanpa pengalaman maupun pengetahuan dasar, bisa memperbaiki problem pada perangkat eletroniknya.

Di samping itu, tim perusahaan juga sering membagikan hasil pembongkaran produk ponsel terbaru. Sesuai dengan visi perusahaan, konten tersebut bertujuan untuk memperjuangkan hak pengguna agar perangkatnya bisa diperbaiki, tanpa perlu beli perangkat baru.