Eksklusif Nesia Weroza Semangat Merintis Jalan Akting Bersama Donny Alamsyah
JAKARTA - Selebritas pendatang baru, Nesia Weroza dipercaya untuk bermain di dalam film terbaru rumah produksi MVP Pictures berjudul Sengkolo Malam Satu Suro di mana ia bermain sebagai Nanda yang merupakan adik dari Ibrahim yang diperankan oleh Donny Alamsyah. Dalam wawancara eksklusif dengan VOI, Nesia mencoba menceritakan terkait karakter Nanda di film ini.
Nesia menjelaskan bahwa banyak hal yang harus diubah untuk benar-benar memainkan sosok Nanda yang memiliki karakter jauh berbeda dengan dirinya yang asli. Mulai dari cara bicara, berjalan, hingga cara ia mengekspresikan perasaannya.
“Jadi untuk jadi Nanda itu lumayan singkat ya waktunya. Karena memang kita dikejar dengan waktu yang sudah ditentukan untuk syuting. Jadi kita reading itu kurang lebih satu minggu kurang kayaknya. Dan ada workshop nya juga, jadi kita bener-bener dari pagi sampe sore, pagi sampe sore. Dan karakter Nanda ini bener-bener yang kayak harus bisa,” cerita Nesia Weroza di kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni.
Nah akhirnya, aku kan aslinya tomboy ya, bener-bener berbanding 180 derajat, jauh banget. Dan ngomongnya pun jadi kayak gini, aslinya. Nah nanti kalau misalnya teman-teman semua lihat, Nanda disitu gak ngomong kayak gini. Nanda ngomongnya akan lebih tone down, terus dia juga akan lebih lembut, tata bahasanya juga berbeda, karena dia juga Jawa-Jawa gitu, terus cara jalannya dia juga berbeda. Gestur badannya, cara dia khawatir, cara dia sedih, cara dia ini menurut Nesia itu semua berbeda,” tambahnya.
Pada awalnya, Nesia sempat diragukan oleh sutradara film ini, Hanny R. Saputra ketika pertama kali hadir pada saat casting karena perbedaan karakter yang sangat terlihat antara karakter Nanda dan Nesia Weroza.
Karena hal itu, akhirnya Nesia berinisiatif untuk membeli sebuah baju gamis yang menjadi salah satu ciri khas dari Nanda di dalam film ini demi bisa mendalami karakternya tersebut,
“Jadi ada suatu waktu itu kita lagi mau workshop dan habis reading juga, karena Nesua pake bajunya kayak gini jeans, terus baju oversize, terus disuruh pake hijab. Jalannya masih tetep kayak laki, jalannya tetep kayak gitu lah, jadi katanya, aduh nggak bisa nih sampe di bilang, nggak bisa nih kalau jalannya kayak gini, nada gak kayak gini,” tambahnya.
“Akhirnya punya inisiatif, aku beli baju gamis. Beli hari itu juga, gojek hari itu juga, nyari di Shopee. Akhirnya digojekin, ganti baju, pas ganti baju, workshop lagi, jalannya berubah, cara ngomongnya berubah, hari itu juga Pak Hani langsung bilang, oke kamu udah bisa. Jadi bener-bener singkat padat dan jelas lah,” imbuh Nesia.
Perdana sebagai pemeran utama di dalam film bergenre horor, pemilik nama asli Nesia Weroza Puspa ini sempat mengalami kesulitan yaitu pada saat memainkan emosinya yang harus naik turun dalam waktu singkat.
Tak heran Nesia mengatakan bahwa ia membutuhkan waktu 3 jam dan 19 kali pengambilan gambar untuk benar-benar mendapatkan ekspresi yang tepat dengan cerita didalam film ini.
Baca juga:
- Gegara Pelatihan Rescue Diver, Gendang Telinga Prilly Latuconsina Alami Pembengkakan
- Pakai Peci Hingga Dituding Log In, Denny Sumargo Konsultasi dengan Ustaz Khalid Basalamah Lebih Dulu
- Perdana Main Genre Full Horor, Emosi Donny Alamsyah Dibuat Lelah di Film Sengkolo: Malam Satu Suro
- 7 Destinasi Wisata Libur Sekolah di Solo, Kids Friendly dan Cocok untuk Keluarga
“Jadi karakter Nanda itu sangat nggak stabil sih, karena kan Nesia harus menjaga energi yang ada di diri Nesha, yang dimana untuk membangun perasaan yang baru lagi itu kan sulit ya. Jadi pas di adegan yang paling susah itu tuh sebenarnya banyak, pertama itu yang di kuburan, yang monolog sendiri di kuburan, yang menangis, yang sampai paham itu dia nggak mau, Nanda itu nangisnya yang cuma meneteskan air mata,” bebernya.
“Dia nggak mau yang kayak kalau lagi monolog, iya, semoga selalu ada di surga ya, gini-gini, misalnya gitu ya ibaratnya dialognya ya, enggak, dia harus menyampaikan rasa seperti ngomong ada orangnya, tapi dia juga harus mengeluarkan unek-unek, karena dia juga nggak bisa curhat dan ngomong sama Mas Ibrahim, disitu tuh campur aduk rasanya, nanu-nanu, nah ketika muncul perasaan itu, sampai 19 kali take,” imbuhnya.
Mendadak Casting untuk Berakting
Nesia Weroza baru dua tahun menekuni profesi sebagai seorang aktris. Di mana sebelumnya ia pindah ke Jakarta untuk melanjutkan karirnya sebagai seorang notaris. Entah dari mana tiba-tiba ia mendapat tawaran untuk mengikuti casting yang sebelumnya sudah meminta izin kepada keluarga besarnya.
“Jadi sebelum masuk ke dunia entertain, sebenarnya masuk ke dunia entertain itu dadakan banget, kayak, ah bisa gitu ya, jadi ceritanya aku dulu kuliah, aku kuliah Sarjana Hukum S1nya, terus aku pendidikan lagi, aku ambil pengacara lawyer di UNPAD, S1nya di UNSRI, Sriwijaya, Palembang, lawyernya di UNPAD, terus ambil S2 lagi notaris di UGM. Nah jadi kebetulan sebenarnya pindah ke Jakarta itu untuk meneruskan karir notaris, karena kan notaris itu kan harus magang, harus ujian lagi, harus banyak banget tahap-tahapnya,” tuturnya.
Nah ketika baru satu bulan di Jakarta, tiba-tiba ada yang nge-DM nih di Instagram, menyuruh ikut casting, kebetulan juga kenal pada saat itu, kenal sama orangnya, pengen coba deh, coba deh, tapi izin dulu sama keluarga, sama kakak kebetulan waktu itu izinnya, katanya coba aja, kalau memang kamu mau, coba aja,” cerita Nesia Weroza.
Tak disangka karirnya di dunia akting akhirnya lama kelamaan lebih berkembang dibandingkan dengan pendidikannya sebagai seorang notaris. Melihat hal ini yang akhirnya membuat Nesia berpikir untuk tetap meneruskan karir yang baru dibangunnya tersebut sambil meneruskan pendidikan notarisnya.
“Nah begitu casting, tiba-tiba langsung nge-lock, jadi baru tepat satu bulan, Maret, pindah Jakarta, April udah syuting, April udah syuting, May udah selesai, terus Lebaran kan pada saat itu, karena tahun 2022 deh kalau gak salah, Lebaran, abis itu syuting lagi, Multivision, Jin Dan Jun, abis Jin Dan Jun syuting lagi, jadi gak berhenti, non-stop,” tambahnya.
“Karena sekarang sedang berproses juga ya, notaris nya, jadi aku juga sambil magang, tapi magangnya juga freelance, jadi kayak masih bisa untuk ke dunia entertain juga, karena jadinya penasaran ya dunia entertain, jadi fokusnya kesini dulu, ke entertain dulu jadinya, cuma kalau notaris tetap jalan, gak pernah tertinggal, karena itu usaha juga loh, bertahun-tahun loh usahanya,” beber Nesia Weroza.
Meski begitu menjadi seorang aktris ternyata sudah menjadi impian wanita asal Palembang ini di mana ia sudah sempat mengikuti modeling hingga bernyanyi sejak kecil namun karena tuntutan orang tua yang akhirnya membuat ia mendahulukan pendidikannya terlebih dahulu.
“Notaris itu kan adalah pejabat negara independen ya, daripada pejabat negara yang instansi pemerintahan, aku lebih memilih untuk jadi pejabat negara independen, kebetulan rezekinya di sana, terus itu yang membuat Nesia mau ke dunia entertain itu, karena memang sebenarnya cita-cita dulu kecil, itu pengen dunia entertain,” ujar Nesia Weroza.
“Karena dulu tuh suka nyanyi, suka ikut modeling, dulu tuh pertama kali itu adalah gadis sampul, dulu jaman SMA, pengen ikut anak kaya, sebenarnya pengen ngebuild untuk dunia entertain juga, cuma karena tuntutan orang tua, disuruh pendidikan, akhirnya aku memilih pendidikan, gitu,” lanjutnya.
Bukan menjadi perkara mudah bagi Nesia yang berasal dari gadis biasa berubah menjadi seorang aktris dalam waktu yang singkat. Ia menyampaikan bahwa pada awalnya perlu melakukan beberapa penyesuaian khususnya dalam urusan bersosialisasi dengan orang lain.
“Ada sih (tantangannya), dari sosialisasinya, jadi sebenarnya kan antara karir yang Nesia jalankan, dengan karir di dunia entertain tuh sangat bertolak belakang, yang satu begini, yang satu begini, jadi sama-sama, kadang-kadang ya belok kanan, kadang-kadang belok kiri gitu loh, yang membedakan adalah sosialisasinya,” katanya.
"Nah ketika masuk ke dunia entertain, sosialisasinya berbeda, aku ngerasa kayak sosialisasinya tuh berjalan seiring berjalannya waktu gitu loh, hari ini ngomong apa, besok lagi ketemu ngomongin apa, berbeda lagi, jadi bukan hanya tentang kehidupan pendidikan doang, jadi sangat beda lah poinnya,” tandasnya.
“Dan sempat kaget juga, sempat harus beradaptasi lagi, yang tadinya dulu nggak bisa ngomong gue lo, gue lo, tapi akhirnya sekarang alhamdulillah bisa, karena kan anak rantauan, terus yang tadinya bingung cara bersosialisasi sama orang seperti apa, dapet wejangan juga dari teman-teman yang lain, akhirnya bisa gitu,” imbuh Nesia Weroza menutup wawancara dengan VOI.