Jokowi: Siapa Saja Bisa Ikut Program Kartu Prakerja, Termasuk Siswa yang Drop Out Sekalipun
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keterampilan para peserta program kartu prakerja meningkat hingga 88 persen. Peminat program ini juga sangat banyak, di tahun 2020 jumlah yang mendaftar mencapai 55 juta orang.
Namun, kata Jokowi, yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti program Kartu Prakerja ini sebanyak hanya 5,6 juta. Sementara di 2021, jumlah yang diterima sebanyak 1,8 juta orang.
"Peminatnya sangat banyak sekali. Artinya apa? Memang belum tertampung semuanya," tuturnya dalam pengarahan Presiden RI kepada Penerima Kartu Pra Kerja Tahun 2020-2021 secara virtual, Rabu, 17 Maret.
Jokowi pun mengatakan berdasarkan laporan program pelatihan Kartu Prakerja, 88 persen skill atau kemampuan dan keterampilan peserta meningkat usai mengikuti pelatihan.
"Dari survei yang ada 88 persen keterampilannya meningkat, ini yang kita harapkan," ucapnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan bahwa skill dan keterampilan harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan. Tujuannya agar tidak tertinggal, apalagi mengingat perubahan zaman terjadi begitu cepat.
"Tahu-tahu kok kita kehilangan pekerjaan, ya karena skill-nya. Yang lain memperbaiki skill, memperbaiki keterampilan, namun kita tidak. Ini yang perlu saya ingatkan. Sekarang perubahan zaman cepat sekali," jelasnya.
Baca juga:
- Jangan Takut, Wapres Ma'ruf Pastikan Program Kartu Prakerja Berlangsung Hingga 2022
- Tingkatkan Kompetensi, Menaker Ida Fauziyah Dorong Calon Pekerja Migran Dapat Kuota Program Kartu Prakerja di 2021
- Menaker Ida Sebut Menko Airlangga Janji Realisasikan Kuota Pelatihan Kartu Prakerja untuk Calon Pekerja Migran
- Infrastruktur Penyuluran Bansos Dinilai ‘Memble’, Fintech jadi Solusi?
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berujar, Program Kartu Prakerja hadir untuk membantu meningkatkan skill dan keterampilan masyarakat Indonesia dengan menyediakan lebih dari 1.700 macam pelatihan dari 165 lembaga pelatihan.
"Jumlah yang banyak, kemudian peserta secara bebas dipersilahkan untuk memilih mana yang dipilih sesuai dengan minat dan mungkin talenta yang dimiliki," katanya.
Jokowi juga menekankan siapapun bisa mengikuti program semi bantuan sosial (bansos) tersebut. Apapun latar belakang pendidikannya baik lulusan SMA, SMK hingga perguruan tinggi. Bahkan, juga mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Siapa pun boleh yang lulus SMA, lulus SMK silakan, yang lulus perguruan tinggi juga silakan, yang drop out pun silakan, yang PHK silakan. Tapi yang prioritas saat ini memang yang terkena pemutusan hubungan kerja. Tapi sebetulnya (program) ini untuk siapapun," ucapnya.