Kanada Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Antisipasi Perang Hizbullah-Israel
JAKARTA - Kanada mengulangi seruan agar warganya meninggalkan Lebanon dengan alasan situasi keamanan di negara itu menjadi semakin tidak stabil dan tidak dapat diprediksi akibat konflik antara Israel dan Hizbullah.
“Pesan saya kepada warga Kanada sudah jelas sejak awal krisis di Timur Tengah, ini bukan waktunya untuk melakukan perjalanan ke Lebanon. Dan bagi warga Kanada yang saat ini berada di Lebanon, inilah saatnya untuk berangkat, selagi penerbangan komersial tetap tersedia,” kata Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly dalam pernyataan dilansir Reuters, Selasa, 25 Juni.
Baca juga:
- Kenya Dilanda Kerusuhan, Pesawat Rombongan Polisinya Tiba di Haiti Tangani Geng Kriminal
- AS Sanksi Jaringan Perbankan terkait Aliran Miliaran Dolar untuk Militer Iran
- Saudara Tiri Barack Obama Terkena Gas Air Mata Saat Demo UU Pajak di Kenya
- Elite Politik Dagestan Rusia Bakal Diperiksa terkait Serangan Teror yang Tewaskan 21 Orang
Diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, dirinya berharap Israel tidak berperang dengan Hizbullah, meski ia juga mengatakan siap menghadapi semua risiko.
Dalam wawacara pertamanya dengan media Israel sejak serangan kelompok Hamas 7 Oktober 2023, PM Netanyahu berharap Israel tidak perlu melakukan perang besar-besaran melawan Hizbullah.
"Tetapi kami juga akan menghadapi tantangan ini. Kami dapat berperang di beberapa medan, kami siap untuk ini," jelasnya dalam program "The Patriots" Channel 14, melansir The Times of Israel, Senin, 24 Juni.
PM Netanyahu mengatakan, Israel akan menegakkan kesepakatan apa pun dengan Hizbullah, untuk memastikan pasukannya tidak berada di perbatasan.
"Ini tidak akan menjadi kesepakatan di atas kertas," katanya.