Bos OJK Sebut Pinjol Ilegal hingga Judol jadi Anak Haram pada Keuangan Digital
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan bahwa masyarakat agar tetap waspada terhadap pinjaman online (pinjol) ilegal, investasi bodong, dan judi online (judol) yang merupakan anak haram dari digitalisasi sektor jasa keuangan.
Menurut Mahendra digitalisasi di sektor jasa keuangan seperti pedang bermata dua. yaitu dapat mempermudah akses, mendorong inklusi keuangan dan pendalaman pasar keuangan, namun sisi lainnya bisa mendatangkan potensi risiko yang merugikan bagi negara.
"Kita sering mendengar adanya korban dari pinjaman online yang ilegal, dari investasi bodong, bagaimana pengaruh dari judi online ini kalau mau dikatakan adalah anak haram lah dari digital keuangan," ucap Mahendra dalam Edukasi Keuangan BUNDAKU, Selasa, 25 Juni.
Mahendra menyampaikan pihaknya tidak dapat menghindari bahaya digitalisasi. Namun OJK akan terus berkomitmen untuk memperkuat resiliensi atau ketahanan masyarakat melalui literasi dan inklusi keuangan. Hal ini sebagai basis untuk meningkatkan literasi bagi seluruh masyarakat.
Baca juga:
"Kami siap untuk mendukung secara penuh seluruh program yang terkait dengan literasi keuangan. Dan dalam hal ini secara khusus menjadikan BUNDAKU (Ibu Anak dan Keluarga Cakap Keuangan), sebagai basis bagi kita melebarkan masyarakat secara masif program untuk meningkatkan literasi bagi seluruh bangsa dan negara kita," tuturnya.
Mahendra menyampaikan berdasarkan catatan angka penyaluran kredit hingga pembiayaan UMKM, tingkat kepatuhan pengembalian jauh lebih tinggi apabila diberikan pada perempuan. Selain itu dengan memberikan akses literasi dan inklusi kepada perempuan berarti menambah daya tahan resiliensi pada anggota keluarganya dan ini harus menjadi prioritas.
"Basis itu antara lain yang terpenting adalah ibu. Ini merupakan tambahan, manfaat, kegunaan dan multiplayer efek, apabila dilakukan perkuatan kepada literasi dan inklusi dari ibu. Sehingga, daya tahannya semua terjadi kepada seluruh keluarga disamping juga tadi kepatuhannya untuk melakukan pengembalian pembiayaan maupun kredit yang dilakukan" ujarnya.