Korban Tewas Kebakaran Pabrik Baterai Korsel Diralat Jadi 16 Orang, 5 Pekerja Belum Ditemukan
JAKARTA - Ledakan dahsyat yang membakar pabrik baterai lithium di Korea Selatan menewaskan 16 orang. Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung untuk lima orang lainnya yang masih hilang.
Api, yang sebagian besar telah padam, membakar pabrik yang dioperasikan oleh produsen baterai Aricell di Hwaseong, klaster industri besar sekitar 90 menit barat daya ibu kota Seoul.
Kebakaran terjadi setelah serangkaian sel baterai meledak di dalam gudang yang berjumlah sekitar 35.000 unit, kata Kim Jin-young, petugas pemadam kebakaran setempat. Apa yang memicu ledakan itu masih belum jelas, imbuhnya, Senin, 24 Juni.
Seorang saksi mata kepada Reuters melihat petugas pemadam kebakaran memindahkan enam jenazah keluar dari pabrik. Karena intensitas paparan kobaran api, tim penyelamat kesulitan mengidentifikasi korban tewas, sambung Kim.
Kantor berita Yonhap sebelumnya melaporkan sekitar 20 mayat ditemukan di dalam pabrik tersebut. Namun Kim mengatakan dalam jumpa pers yang disiarkan televisi, 16 orang tewas dan dua lainnya menderita luka bakar dan luka serius lainnya.
Dia mengatakan tim penyelamat berada di dalam pabrik berusaha menemukan lima orang yang belum ditemukan.
Baca juga:
- Ibu Muda Asal Singapura Siram Air Panas ke Empat Anaknya karena Diduga Curi Uang
- Hello Kitty hingga Kotoran Manusia, Isi Balon Sampah Kiriman Korea Utara ke Korsel
- 20 Mayat Ditemukan Usai Kebakaran Besar Pabrik Baterai Hwaseong Korea Selatan
- Jet Tempur Israel Serang Fasilitas Militer Hizbullah di Lebanon Selatan
Kim Jae-ho, profesor Pencegahan Kebakaran dan Bencana di Universitas Daejeon, mengatakan api mungkin menyebar terlalu cepat sehingga para pekerja tidak bisa menyelamatkan diri.
“Bahan baterai seperti nikel mudah terbakar,” ujarnya. Seringkali, tidak ada cukup waktu untuk merespons, dibandingkan dengan kebakaran yang disebabkan oleh material lain.
Presiden Yoon Suk Yeol sedang memantau situasi tersebut, kata kantornya, sementara Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min meminta pihak berwenang setempat untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah bahan kimia berbahaya mencemari lingkungan sekitar.