Ibu Muda Asal Singapura Siram Air Panas ke Empat Anaknya karena Diduga Curi Uang

JAKARTA - Seorang ibu muda berusia 33 tahun mengaku di pengadilan menyiramkan air panas ke keempat anaknya karena curiga salah satu anaknya mencuri uang.

Wanita asal Singapura tersebut mengaku bersalah atas satu dakwaan menganiaya seorang anak, dan tiga dakwaan lainnya terkait dengan anak-anaknya yang lain yang akan dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman.

Pelaku tidak dapat disebutkan namanya karena aturan yang melindungi identitas anak-anaknya.

Dilansir CNA, Senin, 24 Juni, pengadilan menyebut anak-anak perempuan tersebut berusia delapan tahun, sembilan, 10 dan 11 tahun, saat kekerasan terjadi pada Juli 2022.

Pada pagi hari tanggal 2 Juli 2022, pelaku meminta anak sulung yakni perempuan berusia 11 tahun, untuk mengambil 20 dolar Singapura dari dompetnya untuk membeli roti untuk sarapan.

Remaja perempuan itu memberi tahu ibunya hanya ada 5 dolar Singapura di dompetnya.

Wanita itu terkejut, ketika dia ingat ada uang 60 dolar Singapura di dompetnya pada malam sebelumnya.

Ia curiga salah satu anaknya telah mengambil uang tersebut dan memerintahkan mereka untuk mencari uang tersebut.

Wanita tersebut mengawasi dan mengancam akan menyiramkan air panas kepada mereka jika mereka tidak dapat menemukan uang yang diyakini pelaku hilang.

Saat anak-anak sedang mencari uang tunai, wanita tersebut merebus air di dapur. Dia mengisi tiga perempat gelas dengan cairan panas dan pergi ke kamar tidur, tempat anak-anaknya berada.

Dia memercikkan air panas ke arah mereka dan meminta mereka mengembalikan uangnya.

Anak-anak terus membantah dan ibu mereka mengisi ulang gelas tersebut dengan air panas dan menyiramkannya lagi kepada mereka.

Ibu muda ini mengulanginya sampai dia memercik air panas setiap anak satu kali. Anak-anak menangis dan berlari mengelilingi kamar tidur sambil meminta maaf karena mereka tersiram air panas.

Ketika anak-anak menghentikan pencarian untuk bersiap ke sekolah, wanita tersebut memperhatikan putranya yang berusia sembilan tahun mengalami luka bakar di tubuhnya.

Ibu muda ini memeriksa anak-anaknya yang lain dan menyadari mereka mengalami luka serupa.

Pelaku mulai menangis dan mengoleskan minyak obat pada luka tersebut sebelum memanggil saudara perempuannya untuk datang.

Ambulans kemudian dipanggil.

Dokumen pengadilan merinci cedera yang dialami hanya satu dari anak-anak tersebut, yakni anak perempuan berusia 10 tahun yang merupakan anak kedua.

Gadis ini menderita luka bakar parsial pada 10 persen tubuhnya, termasuk lengan kiri, area perut, dan paha.

Dia menjalani perawatan dan pembalutan luka yang memerlukan anestesi umum dan harus menjalani pemeriksaan luka secara berkala dan penggantian balutan.