Pejabat Israel akan Bertemu Penasihat Gedung Putih Usai Netanyahu Memantik Respons Negatif AS
JAKARTA - Dua penasihat utama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan di tengah ketegangan antara kedua sekutu tersebut mengenai perang Israel di Jalur Gaza, kata seorang pejabat AS.
Penasihat keamanan nasional Israel Tzachi Hanegbi dan Ron Dermer, menteri urusan strategis Israel, akan bertemu Sullivan ketika pertemuan “dialog strategis” yang lebih besar dan lebih formal sedang dijadwalkan ulang, menurut seorang pejabat Gedung Putih yang berbicara tanpa menyebut nama.
Dilansir Reuters, Kamis, 20 Juni, pejabat Gedung Putih mengatakan pertemuan yang lebih luas belum dibatalkan namun rinciannya sedang diselesaikan.
“Sementara itu, pertemuan dengan para pejabat Israel diadakan sepanjang minggu di tingkat ahli dan senior mengenai berbagai topik,” kata pejabat itu.
Netanyahu pada Selasa, 18 Juni, mengeluarkan video berbahasa Inggris di mana dia mengatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah meyakinkannya pemerintahan Biden sedang berupaya untuk mencabut pembatasan pengiriman senjata ke Israel . Pernyataan ini ditolak oleh diplomat tinggi AS tersebut.
Dalam paparan yang jarang terjadi dalam percakapan diplomatik tingkat tinggi yang biasanya bersifat pribadi, Netanyahu juga mengatakan kepada Blinken “tidak dapat dibayangkan” dalam beberapa bulan terakhir Washington “menahan senjata dan amunisi” untuk Israel.
Komentar tersebut memicu tanggapan dari pemerintahan Biden.
Baca juga:
"Kami benar-benar tidak tahu apa yang dia bicarakan. Kami hanya tidak tahu," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Blinken mengatakan pengiriman senjata – kecuali yang memiliki bom besar – berjalan seperti biasa mengingat Israel menghadapi ancaman keamanan di luar Gaza, termasuk dari Hizbullah dan Iran. Dia menolak mengomentari percakapan pribadinya dengan Netanyahu selama konferensi pers pada Selasa, 18 Juni.
Amerika Serikat pada Mei 2024 menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon dan 500 pon karena kekhawatiran akan dampak yang mungkin ditimbulkan di daerah padat penduduk, namun Israel masih akan menerima persenjataan AS senilai miliaran dolar.